NATAL : DATANGLAH YA RAJA DAMAI (Yesaya 11:1-10)
Seorang raja mengadakan sayembara melukis dengan
tema : Kedamaian. Dari ratusan lukisan yang dilukis, ada dua buah lukisan yang
benar-benar disukai raja. Tetapi Raja harus memilih satu dari kedua lukisan itu.
Lukisan pertama menggambarkan sebuah danau yang
tenang. Permukaan danau itu bagaikan cermin yang memantulkan kedamaian dari gunung-gunung
yang menjulang mengelilinginya. Di atas danau, ada langit biru dengan awan putih berarak. Semua
yang memandang lukisan itu pasti akan berpendapat bahwa inilah lukisan yang
terbaik menggambarkan damai.
Lukisan kedua menggambarkan pegunungan juga. Tapi
kering dan tandus. Di atasnya, terlukis langit yang jelas dan merah menandakan
akan turun hujan badai, sedangkan kilat tampak menyambar-menyambar liar. Di
sisi gunung ada air terjun deras yang berbuih-buih, yang sama sekali tidak menampakkan
ketenangan. Tetapi ada sesuatu yang menarik. Di balik air terjun itu, tumbuh
semak-semak kecil diatas sela-sela batu. Di dalam semak-semak itu, seekor
burung pipit meletakkan sarangnya. Di tengah-tengah riuhnya air terjun, seekor
pipit sedang mengerami telurnya dengan tenang.
Akhirnya, raja memutuskan bahwa lukisan kedualah
pemenangnya. Mengapa? Karena damai bukan berarti kita harus berada di tempat
yang tanpa keributan, kesulitan, atau pekerjaan yang menggunung. Kedamaian
adalah hati yang tenang dan sejahtera meski kita berada di tengah keributan
yang luar biasa.
Keadaan kita sama dengan gambaran lukisan
yang kedua. Permasalahan dan pergumulan datang silih berganti. Kejahatan
semakin merajalela. Manusia bertanya: masihkah ada damai? Di mana ada damai?. Karena
itu dunia saat ini sangat membutuhkan damai. Berita Natal adalah berita Damai.
Kepada kita diberitakan bahwa Damai sejahtera telah datang diantara manusia. Raja
damai yaitu Yesus Kristus menyatakan damai-Nya untuk kita.
Bacaan
kita berbicara mengenai Raja Damai yang akan datang yang mengerjakan pemulihan,
sebuah perdamaian. Ada tiga macam pemulihan. Pemulihan pertama adalah pemulihan
hubungan antara manusia dengan Allah (ayat 1-5). Hal ini dinyatakan oleh tunas
dari tunggul Isai yang dipenuhi oleh Roh Tuhan dan memimpin dengan adil. Pemulihan
kedua adalah pemulihan hubungan antara manusia dengan alam (ayat 6-9). Di sini
pertama-tama dilukiskan adanya sebuah harmoni antara alam dengan alam itu
sendiri. Namun, dinyatakan juga bahwa manusia dan alam tidak akan bermusuhan
lagi. Baik manusia maupun alam bercengkerama dan memuliakan pencipta mereka.
Pemulihan
ketiga adalah pemulihan hubungan antara manusia dengan manusia (ayat 10-16).
Sisa-sisa orang yang selamat akan dihimpunkan lagi, dan bersama–sama bersyukur
kepada Allah yang menyelamatkan mereka. Ini gambaran damai oleh sang Raja Damai
yang akan datang.
Damai yang ada dalam pembacaan ini adalah
damai yang dialami karena pengenalan akan Tuhan (ayat 9). Damai dari Allah.
Damai karena karya Allah. Damai yang dimaksud bukan hanya karena perut kenyang
ada banyak makanan dan minuman di bulan Desember tapi bagaimana menjadi berkat
bagi yang lain. Bukan hanya soal berdamai dengan sesama dibulan desember saja
tapi bagaimana menjadi alat damai sejahtera disepanjang hidup. Memang manusia
tidak dapat mewujudkan damai tanpa Tuhan. Karena itu saat kita merayakan natal,
kita berdoa: Datanglah ya Raja Damai.
Doa
“Datanglah ya Raja Damai” adalah
sebuah permohonan agar karya Allah dinyatakan tapi juga sebuah pengaharapan
bahwa Damai dari Allah dapat terwujud di tengah berbagai situasi yang dialami. Dalam
doa ini kita mengundang Raja Damai itu datang, maka kita harus memberi tempat
agar damai Allah bersemi di dalam hati kita. Natal menjadi alarm yang terus
mengingatkan kita bahwa Damai dari Allah harus ada di hati.
Natal
akan berlalu. Tahun baru pun akan dilewati. Namun, alarm dari palungan di
Betlehem hingga palang di Golgota akan terus berbunyi di ruang hati kita. Mari,
kita beri yang terbaik kepada Tuhan dengan menyediakan ruang hati kita diisi
oleh kasih karunia Allah; mempersembahkan hidup kita sebagai persembahan yang
harum di hadapan Allah; melayani Tuhan dengan semangat kasih Kristus; membuka
diri untuk mengalami pertobatan setiap hari sehingga semakin serupa dengan
Kristus. Bahkan menghidupi kasih Kristus dengan menjadi pelaku kasih yang
sejati bagi sesama seperti doa Fransiskus dari Asisi:
Tuhan,
Jadikanlah
aku pembawa damai,
Bila
terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta kasih
Bila
terjadi penghinaan jadikanlah aku pembawa pengampunan
Bila
terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan
Bila
terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian
Bila
terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa kebenaran
Bila
terjadi kesedihan, jadikanlah aku sumber kegembiraan,
Bila
terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang,
Tuhan
semoga aku lebih ingin menghibur daripada dihibur,
Memahami
dari pada dipahami, mencintai dari pada dicintai,
Sebab
dengan memberi aku menerima
Dengan
mengampuni aku diampuni
Dengan
mati suci aku bangkit lagi, untuk hidup selama-lamanya.
Amin. Selamat
Hari Natal dan Tahun Baru!
Belum ada Komentar untuk "NATAL : DATANGLAH YA RAJA DAMAI (Yesaya 11:1-10)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.