NATAL : BERJUMPA DENGAN ALLAH DALAM KELUARGA (Imamat 26:12)
Orang
yang berada di padang pasir yang panas, kering dan tandus pasti butuh air apalagi
saat haus. Setetes air di padang gurun pasti tidak akan cukup memuaskan dahaga
tetapi setidaknya setetes air itu bisa memberikan harapan, harapan untuk
bertahan, harapan untuk meneruskan perjalanan, harapan untuk hidup.
Natal
Yesus Kristus adalah sebuah harapan di tengah kegelapan dosa, Kita merayakan
Natal Tahun ini dalam Tema: “Berjumpa dengan Allah dalam Keluarga”. Tema
perayaan Natal ini mengajak kita untuk menyadari kehadiran Allah dalam keluarga
dan bagaimana keluarga berperan penting dalam sejarah keselamatan. Yesus Putera
Natal terlahir dalam kehidupan sebuah keluarga yakni Keluarga Yusuf dan Maria.
Kelahiran
Yesus menguduskan keluarga Maria dan Yusuf dan menjadikan keluarga muda itu
sumber sukacita yang mengantar orang berjumpa dengan Allah. Ada para Gembala
datang bergegas menjumpai keluarga Maria, Yusuf, dan Yesus yang terbaring dalam
palungan(Luk 2: 20). Ada orang-orang Majus datang dari Timur untuk berjumpa dengan Yesus dan menyembah
Yesus (Mat 2: 12). Perjumpaan dengan Yesus membuat hidup para gembala dan Majus berubah. Para
gembala menjadi orang-orang yang memuji dan memuliakan Allah. Para Majus
menjadi orang – orang yang tidak lagi mengikuti jalan Herodes tapi mengikuti
jalan Tuhan.
Natal
merupakan sukacita bagi keluarga karena Yesus Sumber Sukacita memilih hadir di
dunia melalui keluarga. Yesus menerima dan menjalani kehidupan sebagai seorang
manusia dalam sebuah keluarga. Melalui Yusuf sang Tukang kayu dan Maria, Yesus
bertumbuh menjadi anak yang penuh hikmat dan manusia yang taat kepada Allah
sampai mati di kayu salib.
Dalam
perayaan Natal ini, berkat yang diperoleh Maria dan Yusuf juga hadir dalam
kehidupan keluarga kita masing – masing. Berkat dan pesan Natal bagi kita melalui
Tema Natal : Berjumpa dengan Allah dalam Keluarga yaitu :
Pertama,
karena Sang Imanuel lahir dalam suatu keluarga, keluarga pun menjadi ”bait
suci”, yaitu tempat pertemuan manusia dengan Allah. Karena itu tema Natal ini mengandung
ajakan agar keluarga – keluarga Kristen menjadi rumah pendidikan iman, menjadi
sekolah doa bagi anggota-anggota keluarga.
Kedua,
tema ini membawa kita pada kesadaran betapa luhurnya keluarga dan betapa
bernilainya hidup sebagai keluarga karena di situlah Tuhan yang dicari dan
dipuji hadir. Keluarga sepatutnya menjadi bait suci di mana kesalahan diampuni
dan luka-luka disembuhkan.
Ketiga,
tema Natal ini mendorong kita untuk meneruskan sukacita keluarga bahwa keluarga
menjadi rumah bagi setiap orang yang sehati-sejiwa berjalan menuju Allah,
saling berbagi satu sama lain hingga mereka pun mengalami kesejahteraan lahir
dan batin.
Keempat,
tema Natal ini mengundang keluarga untuk menjadi setetes air yang memberi
harapan bagi persoalan – persoalan baik dalam keluarga sendiri maupun
dalam dunia. Tiap – tiap keluarga punya
persoalan dan pergumulan sendiri. Ada masalah kebutuhan ekonomi, soal makan,
minum dan pakai tiap - tiap hari, ada pergumulan karena anggota keluarga yang
sakit, ada masalah antara orang tua dan anak, kakak dan adik, mertua menantu, ada
masalah antara suami dan istri: masalah karena orang ketiga, masalah
perselingkuhan, masalah ketidakjujuran dalam rumah tangga, ada masalah
kenakalan remaja dan masalah moral anak - anak muda: anak – anak yang terjerumus
miras, narkoba, dan melakukan tindakan - tindakan kriminal, ada pergumulan
anak-anak muda soal pekerjaan, soal jodoh, soal masa depan. Ada persoalan
setiap anggota keluarga sibuk dan sulit punya waktu untuk menikmati kebersamaan
atau untuk bersekutu di Gereja. Pokoknya kita semua menyadari bahwa ada banyak
persoalan di dalam dan di sekitar keluarga bahkan ada persoalan yang terasa
sulit untuk diselesaikan. Persoalan – persoalan itu menjadi tantangan besar
dalam keluarga. Tetapi sebagaimana Natal Yesus Kristus sanggup memulihkan akar
dosa di Eden, maka Perjumpaan dengan Allah dalam setiap keluarga sanggup
mengubah Krisis menjadi berkat. Juga memberi harapan di tengah berbagai
Persoalan.
Kelima,
ada keluarga – keluarga yang merayakan Natal tapi merasa kurang lengkap: karena
orang – orang terkasih yang sudah pergi mendahului; Ada merayakan Natal tanpa
Papa atau Mama, atau salah satu saudara, atau anak. Para perantau merayakan
Natal jauh dari keluarga, atau orang - orang terkasih yang tidak bersama saat
ini. Tapi Natal memberi kepada kita harapan, ibarat setetes air di padang
gersang memang tak dapat memuaskan dahaga tapi dapat memberi harapan.
Keenam,
Kita bersyukur atas perjuangan banyak orang untuk membangun keluarga Kristiani
sejati, di mana Allah dijumpai. Kita berdoa bagi keluarga yang mengalami
kesulitan supaya diberi kekuatan untuk membuka diri agar Yesus pun lahir dan
hadir dalam keluarga mereka. Marilah kita menghadirkan Allah dan menjadikan
keluarga kita sebagai tempat layak untuk kelahiran Sang Juru Selamat. Di
situlah keluarga kita menjadi rahmat dan berkat bagi setiap orang; kabar
sukacita bagi dunia. Tuhan memberkati. SELAMAT MERAYAKAN NATAL.
Belum ada Komentar untuk "NATAL : BERJUMPA DENGAN ALLAH DALAM KELUARGA (Imamat 26:12)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.