KHOTBAH NATAL UNTUK KAUM BAPAK (Matius 1:18-25)
Kekuatan
seorang pria tidak terletak pada nada keras suaranya, tapi pada teladan hikmat
dalam sikap dan perbuatannya tiap - tiap hari.
Kekuatan
seorang pria tidak tercermin pada lebar bahunya, tapi pada kehangatan kasihnya yang
merangkul keluarganya.
Kekuatan
seorang pria bukan pada bidang dadanya, tapi pada komitmennya untuk bekerja
keras tuntaskan tanggung jawabnya.
Kekuatan
seorang pria bukan dari berapa banyak teman-temannya yang dimiliknya, tapi dari
bagaimana cara baik ia memperlakukan istri dan anak-anaknya di rumah.
Kekuatan
seorang pria bukan saja tentang bagaimana ia dihormati di tempat kerjanya, tapi
bagaimana ia dihormati di rumahnya.
Kekuatan
seorang pria bukan dari berapa banyak wanita yang ia cintai, tapi dari
kesetiaan cintanya pada seorang wanita yang dinikahinya.
Kata bijak itu menunjukan bahwa kehebatan seorang laki-laki
bukan pertama - tama diukur dari prestasi kerjanya atau tinggi jabatannya di
kantor tapi itu dibuktikan dari tanggung jawabnya yang dimulai dari keluarga
dalam tanggung jawab sebagai suami, sebagai ayah, sebagai imam.
Dalam perayaan Natal tahun ini, kita
belajar dari sosok Yusuf. Injil Matius menceritakan suatu peristiwa sebelum
kelahiran Yesus yaitu tentang pergumulan batin Yusuf sebagai seorang laki –
laki. Pergumulan berat Yusuf ketika ia tahu bahwa Maria, tunangannya telah
mengandung. Yusuf, seorang laki-laki yang tulus hati, karena itu ia tidak
mengambil keputusan berdasarkan emosi dan ego sebagai laki - laki. Ego dan
harga diri seorang laki –laki biasanya tidak mudah menerima keadaan seperti
ini. Apabila tunangan telah hamil bukan atas hasil perbuatan si laki - laki.
Ini sebuah aib yang mencoreng harga diri laki - laki dan keluarga pihak laki -
laki. Jaman sekarang kalau keadaan ini terjadi ini maka akan menimbulkan
masalah besar. Maria akan jadi bahan gossip panas, keluarga maria pasti
berhadapan dengan denda yang tidak sedikit. Tapi Yusuf, laki – laki yang tulus
hati ini tetap menjaga kehormatan Maria. Jadi Yusuf bermaksud memutuskan
pertunangannya dengan Maria secara diam-diam (ayat 19b).
Lalu malaikat Tuhan datang kepada
Yususf dalam mimpi dan menyampaikan rencana besar Allah atas dunia. Bahwa anak
yang dikandung itu adalah dari Roh Kudus dan bagaimana Allah memakai Yusuf dan
Maria dalam maksudnya untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Mimpi inilah yang meneguhkan keberanian Yusuf
untuk mengambil Maria sebagai istrinya (ayat 24).
Saudaraku, keputusan Yusuf mengikuti
rencana Allah adalah sebuah keputusan yang mengalahkan egonya sebagai seorang
laki - laki. Yusuf meletakan kehendak Tuhan lebih utama dari ego dan harga
dirinya sebagai laki – laki. Bahkan Yusuf tidak bersetubuh dengan Maria sampai
Yesus lahir. Yusuf mengimani rencana keselamatan Allah bagi umat manusia
melalui Yesus. Yusuf adalah contoh dari laki –laki yang hebat karena memiliki
hikmat Allah dalam hidupnya.
Tahun ini kita merayakan Natal dengan
tema sentral : Yesus Kristus Hikmat Bagi
Kita (I Kor 1:30a). Yesus adalah teladan hikmat kita semua. Tapi Alkitab
juga membrikan kesaksian bahwa disekitar kelahiran Yesus sang Juruselamat itu,
ada orang - orang yang telah menunjukan iman mereka karena berdasarkan hikmat
Tuhan. Yusuf, Maria, para Majus, Para Gembala adalah orang – orang yang hidupnya
dipimpin oleh hikmat Allah. Rencana keselamatan Allah dan Damai sejahtera Allah
dapat dinyatakan karena ada orang - orang yang memiliki hikmat Allah.
Seringkali kita tidak berani mengambil
keputusan untuk tunduk kepada kehendak dan rencana Allah karena kita lebih
mementingkan keinginan diri sendiri. Kita cenderung tidak bersedia mengambil
resiko kehilangan sesuatu yang kita sukai. Hari ini kita belajar dari Yusuf
untuk menjadi laki – laki yang memiliki hikmat Allah. Para Bapak adalah Imam
dalam keluarga, betapa penting kehidupan seorang kepala keluarga dipimpin oleh
hikmat Allah agar kehidupan seisi keluarga mengalami berkat – berkat Allah.
Rayakanlah Natal Yesus Kristus bukan
dengan pesta pora tapi dalam hikmat Allah karena menjadi laki – laki hebat
dalam pandangan Allah. Berilah hidup seperti Yusuf yang dipakai sebagai alat
untuk penggenapan rencana Allah. Dipakai Allah sebagai alat untuk menggenapkan
rencana Allah seringkali terdengar indah di telinga, tetapi berat untuk
dijalankan. Mengapa? Karena kita harus mengorbankan hasrat, harapan, atau
ambisi kita. Bahkan mungkin kita merasa bahwa harga diri kita pun ikut
dirampas. Namun kita harus mengimani bahwa kehendak Allah atas kita merupakan
yang terbaik. Kita juga harus menyadari bahwa dilibatkan Allah ke dalam
penggenapan rencana-Nya merupakan hal yang sungguh mulia bagi kita. Tuhan
memberkati. SELAMAT MERAYAKAN NATAL
Belum ada Komentar untuk "KHOTBAH NATAL UNTUK KAUM BAPAK (Matius 1:18-25)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.