KHOTBAH NATAL : KECIL TAPI MENJADI BERKAT BESAR (Mikha 5:1-4a)
Ada
kata bijak: ”kecil itu indah” (Small is
beautifull). Tetapi menjadi yang terkecil itu tidak selalu enak. Yang terkecil
biasanya diabaikan, dipandang remeh bahkan menjadi bahan ejekan. Bila ada
pembagian uang atau pembagian hadiah lalu kita mendapat bagian yang paling
kecil, pasti tidak mudah untuk diterima.
Betlehem Efrata sebuah kota kecil di Yehuda, jaraknya kurang
lebih 9 km dari Yerusalem ibu kota kerajaan Yehuda. Betlehem memang sebuah kota
kecil di antara kota-kota lain di Yehuda pada waktu itu; karenanya kota ini
kurang diperhatikan dan tidak diperhitungkan secara politik, sosial-ekonomi,
bahkan agama.
Tapi justru dari lorong gelap kota kecil Betlehem,
bersinarlah trang baka. Dari kota kecil ini muncul pemimpin besar, seorang Raja
yang pemerintahannya jauh melampaui kekuasaan penguasa manapun di dunia. Ternyata
Betlehem kota kecil ini kemudian menjadi pusat perhatian “global” karena dari
padanyalah bangkit pemimpin terbesar itu. Dari Betlehem yang kecil, Allah
membuat perkara yg besar sepanjang sejarah.
Nubuat Mikha mengenai Betlehem ini disampaikan di tengah –
tengah kehidupanYehuda yang penguasanya berpesta-pora dalam korupsi, para imamnya
berubah menjadi fasik, para pedagang
semakin tidak jujur, dan ketika para hakim suka menerima suap dan umat Tuhan
sangat menderita. Janji pengharapan ini disampaikan Mikha menjadi berita
pengharapan dan sukacita karena yang terkecil mendapat kasih dan perhatian
Allah. Ini berita yang memberi harapan baru sebab Mikha menyampaikan berita ini
sesudah Nubuat kejatuhan Samaria ibukota Kerajaan Israel dan kejatuhan Yerusalem ibukota Kerajaan Yehuda. Bahwa Samaria dan
Yerusalem akan jatuh hancur tetapi penyelamatan adalah dari yg terkecil
Betlehem Efrata. Betlehem Efrata itu, akan menjadi sumber damai sejahtera,
karena Dia sendiri akan memberikan kedamaian itu bagi umat-Nya.
Nubuat Mikha ini bukan kata - kata penghiburan biasa seperti
obat penenang saat sakit tak tertahankan, karena janji pengharapan itu telah
tergenapi melalui kedatangan Kristus ke dunia. Hari ini, kita
menghayati kelahiran Tuhan Yesus Kristus di dunia ini. Di hari Natal seperti ini seakan kita hendak merajut banyak kata
baik syair lagu, puisi dan sebagainya, untuk memuliakan Tuhan Yesus. Di hati
kita pun seakan berupaya memiliki hati yang sebaik mungkin dibandingkan
hari-hari yang telah kita lewati.
Hari ini kita merenungkan rencana janji
penyelamatan Allah bagi manusia melalui kehadiran Mesias yang sudah lahir
sebagai bayi di Betlehem Efrata. Maka melalui Nubuat Mikha pada perenungan di perayaan Natal ini
kita diingatkan:
Pertama,
Betlehem kota kecil itu sesungguhnya telah ada dalam rancangan Tuhan. Rahel
mati di kota itu, Nenek Moyang Daud yaitu Rut tinggal di situ, Raja Daud lahir
di situ, Kristus juga lahir di situ. Sesuatu
yang tidak penting, kurang berarti, kurang diperhitungkan dalam penilaian
manusia dapat dijadikan Allah sebagai sesuatu yang penting, dan bahkan menjadi
sumber sukacita dan damai sejahtera
Kedua,
Betlehem kota kecil, nama Betlehem berarti: Rumah Roti, meskipun kecil tapi
betlehem telah menjadi berkat besar. Hidup kita juga harus menjadi berkat bagi
sesama. Merayakan Natal bukan hanya sekedar pesta dengan banyak makanan dan
minuman, dengan baju baru dan dekorasi indah tapi merayakan Natal adalah dengan
berbagi kasih dan sukacita dengan sesama.
Ketiga, di Betlehem kota kecil itu Kristus
telah lahir. Bayi Putra Natal itu lahir untuk menderita dan mati. Palungan di
Betlehem menjadi titik awal Palang di Golgota. Bayi di Betlehem ini adalah penjelmaan
Allah yang menderita. Jadi dalam
sukacita merayakan Natal kita mesti ingat rayakan natal dalam kesederhanaan
bukan pesta pora. Rayakan natal dengan hati yang teduh dari segala keriuhan
persoalan dunia, juga teduh dari kegaduhan petasan. Rayakan natal dengan hati yang
tenang dari segala hiruk pikuk kepentingan dunia. Belajarlah menjadi yang terkecil
dalam ego dan merendahkan hati sebab sesungguhnya kita manusia ini kecil saja
tapi Allah mengasihi kita.
Keempat, kebesaran itu tidaklah terletak pada cara pandang
dan ukuran manusia tapi pada kuasa dan campur tangan Allah sendiri. Kita harus percaya
bahwa hidup kita, entah kecil atau besar, berada dalam naungan kasih Kristus, Putra
Natal itu sampai memasuki Tahun yang baru nanti
Kelima, yang terpenting bukan kata -
kata atau ritus - ritus tapi langkah nyata pada Kristus. Syair Naynyian Kidung
Jemaat 94 : 4 Hai Kota Munggil Betlehem, berbunyi begini:
Ya Yesus anak Betlehem kunjungi
kamipun,
Sucikanlah masukilah yang mau
menyambutMu
Telah kami dengar berita mulia
Kau beserta Manusia kekal selamanya
Selamat
Hari Natal Saudara - saudara dan menyongsong Tahun Baru.
mantap bupen, teruslah jadi pelangi...
BalasHapusTerima Kasih Papen ...
HapusSalam untuk Keluarga ,,,
Selamat Sambut Natal dan Tahun Baru yah ...
Tuhan berkati sll ....