DAMAI NATAL (Lukas 2:14)
Sungguh
indah kidung malaikat dimalam natal. Dikesunyian malam, dikesendirian kelompok
gembala, dan dikeletihan setelah sehari menjalankan rutinitas menggembalakan
domba, tiba tiba mereka mendengar berita yang gegap gempita. Berita itu bukan
tentang perintah Kaisar Augustus untuk mengadakan sensus. Juga bukan tentang
kelanjutan hidup mereka, melainkan berita yang dinanti seluruh orang percaya,
ya, dinanti umat pilihan disepanjang massa, yakni kedatangan Mesias kedunia.
Berita itu amat sangat luar biasa, karena mereka hanyalah sekelompok gembala
bukan pemuka agama, gembala – gembala hanyalah umat dari kelas bawah bukan
pejabat penting.
Sesudah
berita luar biasa tentang kelahiran Kristus, para malaikat , bala tentara Sorga
menutupnya dengan kidung indah ; “Kemulaian bagi Allah ditempat yang maha
tinggi dan damai sejahtera dibumi diantara manusia yang berkenan kepada Nya”
(Lukas 2:14). Damai sejahtera dibumi, bagi orang yang berkenan pada Nya,
ya, bagi orang yang diperkenankan Tuhan. Tentu saja gembala masuk kelompok yang
diperkenan, Tuhan karena berita itu langsung tiba bagi mereka. Dan, Alkitab
juga mengisahkan betapa bahagianya para gembala, mereka memuji dan memuliakan
Allah.
Tetapi
berita damai sejahtera itu tidak serta merta merubah nasib mereka menjadi
pemilik domba atau pengusaha wol besar. Mereka tetap saja gembala, namun kini
mereka berubah menjadi gembala yang penuh sukacita. Sukacita, Kasih dan Damai
Sejahtera adalah Roh atau Semangat dari Natal Yesus Kristus. Sukacita, Kasih
dan Damai Sejahtera harus menjadi milik setiap orang disetiap periode jaman. Seperti
para gembala yang telah mendengar berita “Hari
ini telah lahir bagimu Juruselamat yaitu Kristus Tuhan di kota Daud” maka berita
bagi para gembala menjadi berita sukacita bagi kita semua.
Adakah
sukacita, kasih dan damai Natal kita alami saat ini ? Natal seringkali menjadi
beban tersendiri bagi banyak orang, karena menyangkut peningkatan pengeluaran.
Sementara yang lain terlalu antusias melengkapi asesoris diri sampai - sampai
lupa diri, apalagi makna Natal itu sendiri. Belum lagi yang dilanda rasa takut,
ancaman keamanan karena perilaku orang – orang buta hati nuraninya dengan menggadaikan kemanusiaannya seperti melakukan
kerusuhan, meledakan bom di malam Natal atau merayakan Natal di tengah bencana.
Masihkah
ada kasih dan damai dibumi, dihari Natal yang suci? Jawabanya, masih tetap
sama, ya, masih ada, yaitu bagi orang yang diperkenan olehNya. Masalahnya,
apakah masih ada orang yang berkenan padaNya? Ini menjadi sebuah perenungan
penting ketika kita merayakan Natal. Jika hidup kita berkenan padaNya, maka
Natal menjadi milik kita. Tidak terlalu masalah BBM yang naik tanpa sopan
santun, atau teror dari teroris yang bengis. Damai Natal mampu menerobos
seluruh dimensi kesulitan bumi. Damai Natal sangat besar, melebihi besarnya
persoalan yang diciptakan manusia serakah, yang kehilangan hati nurani. Semoga
kita semua adalah orang yang beruntung, memperoleh damai Natal, sehingga
kumandang lagu malaikat bukan saja merdu terdengar ditelinga namun juga merdu
dan meneduhkan hati yang gundah gulana. Ya, damai dibumi bagi orang yang
berkenan padaNya. Tidak penting siapa anda, apa posisi atau seberapa populernya
anda. Karena yang terpenting adalah seberapa dekatnya anda dan saya dengan DIA,
bayi Natal yang suci dan penuh cinta kasih.
Rayakanlah Natal dalam kedamaian dan lawan berbagai
bentuk kemunafikan dan kepalsuan, kerakusan dan keserakahan yang merusak
nilai-nilai luhur kemanusiaan dan kedamaian. Selamat Merayakan Natal dan Tahun Baru
Belum ada Komentar untuk "DAMAI NATAL (Lukas 2:14)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.