DRAMA NATAL : KRISTUS LAHIR DIHATIKU
Drama
Natal yang dibagikan kali ini adalah drama Natal untuk ibu – ibu. Meriahnya perayaan
Natal sering menjerumuskan kita kepada hal – hal di luar hakekat Natal yang
sebenarnya. Natal seolah tak lengkap tanpa baju baru, makanan enak, suasana
kegembiraan dan meriahnya petasan dan lain – lain. Padahal hakekat Natal yang
sesungguhnya adalah ketika Kristus terlahir dihati dan kita memiliki sukacita
yang tak dipengaruhi oleh situasi dan kondisi di sekitar kita. Setiap orang tanpa
terkecuali dapat mengalami sukacita Natal ketika Kristus terlahir dihati. Selamat
mempersiapkan drama Natal yang menjadi berkat.
DRAMA
NATAL : KRISTUS LAHIR DIHATIKU
Pemeran
Wanita
1 : Ibu penjual, janda dan berjuang keras sendirian dalam hidup
Wanita
2 : Ibu yang bergumul dengan anaknya yang jauh dari Tuhan.
Wanita
3 : Ibu yang suaminya sibuk dengan pekerjaan
Wanita
4 : Ibu yang mengajak dan merangkul para ibu lainnya’
Narator
Natal
telah tiba, setiap hati diselimuti suasana syahdu. Pohon Natal dengan
pernak-pernik yang cantik. Lampu berwarna-warni yang nyalanya kerlap-kerlip. Sanak
keluarga menanti dengan hati gembira. Wajah – wajah bercahaya penuh sukacita. Menyambut
dengan senyuman manis, pelukan hangat, dan kecupan sayang. Inilah sukacita yang
luar biasa. Tetapi apakah Sukacita Natal seperti ini dialami oleh semua orang
???
Wanita
1 :
(Masuk dengan
wajah murung dan sedih)
Natal telah
tiba ... tetapi kenapa sa sediiiiih sekaliii ? (Menarik nafas panjang, berjalan
perlahan seolah memikul beban berat). Semua orang bersukacita di hari Natal
seperti ini … tapi kenapa Tuhan??? Kenapa sa justru menderita ??? Bagaimana sa
bisa bersukacita kalau uang saja tra punya … hasil jualan tra banyak yang laku
… saya harus berjuangg sendiriii Tuhaaaan …. Saya harus berusahaa sendiriii …
saya tidak sangguuupppp Tuhaann … (adegan menangiisss)
Bagaimana
saya bisa gembira … suami sudah meninggal. Entah bagaimana saya punya nasib
dengan anak – anak. ??? Mau makan apa untuk besok ? Bagaimana sekolah anak –
anak ?? AAhhhhhhh sa tidak bisa bergembira di hari Natal ini. (Terduduk dengan
sedih dan muram)
Wanita
2 :
(Masuk
dengan wajah marah – marah kepada anak)
Anak
kurang ajarrrr … orang tau bicara tapi tra mau dengar. Aduuuhhh sa emosi
skaliii … Anak – anak ini sa melahirkan dorang
melahirkan nih stengah matiii skaliii … sa urus dorang sampai dong 4 nih
semua su besar tapi karna su besar jadi kapala batu, orang tua bicara tidak mau
dengar. Dasaaarr anak –anak kurang ajar,, keadaan – keadaan begini yang bikin
tidak ada damai sejahtera natal. (Marah
– marah tak menentu)
Wanita
1 :
Ehh
ibu … tolong jangan ko ribut kah … saya ini punya banyak masalah jadi kalau ko
mau marah – marah silahkan ke tempat lain.
Wanita
2 :
Ehh
ibu … ini bukan ko punya tempat toh ?? Ko santai saja … sa tra marah ko juga
mooh … saya emosii karna sa punya anak – anak. Jadi masing – masing dengan
masalahnya. (Wanita 1 dan wanita 2 masing – masing duduk dengan suasana hatinya
yang tidak bersukacita menyambut Natal)
Wanita
3 :
(Masuk
sambil menelpon tetapi nomor yang dituju sedang tidak aktif). Adoooohhh ini
bapa ini dia su dimana lagi nih?? Kenapa telpon dari tadi diluar jangkauan
truss … Bapa nih ada sibuk dengan kerja kah sibuk dengan apa nih ??? Tong mau
telpon bagaimana nih ??? Sudah mau dekat natal tapi bapa nih tinggal sibuk
sibuk sibuk trusss … nanti pulang baru ko marah – marah kalo tong tra masak…
tapi kapaaan ada waktu untuk keluarga ??? hmmm ko tunggu saja eeh bapa,,, saya
akan lacak kalau sampai ko sibuk untuk hal lain … maka ko akan liat mama punya
kacau … sa akan bikin kacau tidak peduli natal kah ,,, sa tidak ada damai
sejahtera kalau natal setiap tahun begini truss … (marah dan duduk agak
berjauhan dari wanita 1 dan 2)
Narator :
Natal
telah tiba tetapi seringkali kecemasan hidup, kemarahan, kejengkelan dan sakit
hati membuat kita tidak mengalami sukacita Natal. Natal kita rayakan setiap
tahun sementara masalah selalu datang silih berganti tak menentu waktu. Apakah
suasana Natal yang meriah dapat mengubah suasana hati yang resah dan gelisah
???
Wanita 4 :
(Berpakaian Ibadah – berjalan masuk
untuk mengajak wanita 1, 2, dan 3). Selamat malam ibu – ibu ,,, ini jam untuk
ibadah Natal … kenapa ibu – ibu belum siap ?
Wanita 1 :
Saya tidak bisa pergi, saya tidak
mengalami damai Natal karena saya harus cari uang untuk bisa hidup.
Wanita 2 :
Saya tidak bisa pergi, saya tidak
merasakan damai natal karena saya malu dengan kenakalan anak – anak saya.
Wanita 3 :
Saya tidak bisa pergi, saya tidak
merasakan damai Natal karena suami selalu pergi –pergi kerja dan kerja, tidak
ada waktu untuk keluarga.
Wanita 4 :
Ibu – ibu, Kristus sudah lahir
bagi kita semua, Biarkan Kristus lahir di hati kita. Natal itu yang penting
disini nih…(memegang dadanya sendiri – menunjuk ke hati). Bukan soal baju baru
atau kue enak tapi hati yang mengucap syukur. Walaupun hidup ini berat
(mengangkat wanita 1) … Walaupun hidup ini banyak masalah (mengangkat Wanita
2), walaupun pergumulan silih berganti (mengangkat wanita 3) tapi Yesus lahir
untuk kita semua.
(semua bersalaman dan berdiri )
Narator :
Hakikat Natal adalah Kristus harus
lahir di hati kita karena Juruselamat menebus kita. Allah telah menjadi manusia
dan menjadi jembatan bagi kita kembali pada kebenaran Allah. Itulah sukacita
Natal dan sukacita itu melebihi persoalan – persoalan kita manusia
Semua pemeran :
Ibu – ibu semua marilah kita
bersukacita karena: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat yaitu Kristus Tuha
di kota Daud. (Pemain meninggalkan panggung)
Narator :
Malam sudah larut, meninggalkan jejak
siang yang panjang di padang rumput di lembah sepi. Beberapa gembala dan domba
gembalaannya mendengar sayup-sayup suara pujian yang turun membelah langit
malam. Alam yang hening menjadi terbangun, segala yang hidup menatap angkasa
yang penuh tentara surgawi dan terang surgawi membuka KASIH BAPA : "Kemuliaan
bagi Allah di tempat yang Maha Tinggi dan damai sejahtera di bumi di antara
manusia yang berkenan kepadaNya". Mari kita bersukacita karena Kristus sudah
lahir di hatiku, di hatimu, di hati kita semua.
_The End_
Belum ada Komentar untuk "DRAMA NATAL : KRISTUS LAHIR DIHATIKU"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.