DRAMA NATAL : KASIH ALLAH ITU NYATA
Kali
ini saya bagikan drama Natal untuk Sekolah Minggu. Kekuatan drama ini tetap
terletak pada Narator dan pengisi suara untuk suara Baju, Sepatu dan Mainan.
Anak – anak Sekolah Minggu yang memerankan pemeran Sepatu, Baju dan Mainan
dapat memakai Kostum Sepatu, Baju dan Mainan. Bahannya dapat disiapkan Guru
Sekolah Minggu sesuai dengan keadaan Sekolah Minggu di setiap jemaat. Bahan
Karton, kain atau kostum yang kesemuanya memberi kekuatan cerita dan tentu saja
sangat menarik bagi anak – anak Sekolah Minggu. Selamat mempersiapkan pelayanan
yang menjadi berkat yah. Tuhan memberkati.
DRAMA
NATAL :
KASIH
ALLAH ITU NYATA
Pemeran:
Narator
Maria
Yusuf
Bayi
Yesus (Boneka)
Pemimpin
Gembala
Para
Gembala
Majus
1, 2 dan 3
Anak
1, 2, 3
Penyanyi
1 dan 2
Pemeran
Baju
Pemeran
Sepatu
Pemeran
Mainan
Penjual
Koran
Suara
Tuhan
Narator :
Kasih
Allah sudah dinyatakan bagi dunia dengan mengutus Anak-Nya yang tunggal Yesus
Kristus ke dalam dunia. Yesus datang untuk kita. Yesus lahir bagi kita. Ia
dilahirkan oleh perawan Maria, di sebuah
kota kecil di Betlehem. Wajah Maria cerah berseri, bayi yang Kudus dibuainya.
Bayi kecil itu dibaringkan dalam palungan dan di bungkus dengan lampin. Bayi
Yesus tidur dengan tenang, di malam yang hening, sunyi dan senyap. Maria dan
Yusuf menjaga-Nya
(Adegan
masuk Maria, Yusuf dan Bayi Yesus).
Narator :
Malak
Sorga bersukacita karena kelahiran-Nya, terdengar tembang Malaikat bergema di
Efrata : “Kemuliaan bagi Alah di tempat
yang Maha Tinggi dan damai sejahtera di bumi, di antara manusia yang berkenan
kepada-Nya”. Para gembala segera meninggalkan padang gembalaan dan
menjumpai bayi itu.
(Adegan
gembala-gembala masuk)
Pemimpin
Gembala :
Teman
– teman Mari kita pergi ke Betlehem dan melihat apa yang terjadi di sana.
Gembala
- Gembala :
Ayo
kita pergi
Narator :
Para
gembala menerima kabar mulia dan menjadi saksi kelahiran-Nya, bukan para ahli
kitab, bukan para nabi, bukan raja Yerusalem, bukan pula Kaisar dari Roma. Itulah
kasih Tuhan yang besar, kasih tanpa pandang bulu.
(Lagu
: Slamat - Slamat Datang -
Adegan
para gembala keluar)
Narator :
Dari
Timur tempat yang jauh, tak ketinggalan para Majus. Dengan mengikuti bintang
yang menjadi penunjuk arah, mereka mencari Raja Sorga yang telah lahir. Mereka datang
untuk menyembah-Nya dan mempersembahkan Emas, Kemenyan dan Mur.
(Adegan
masuk para Majus)
Majus
1 :
Lihat
itulah bintang-Nya.
Majus
2 :
Wah,,Akhirnya
kita sampai juga
Majus
3 :
Ayo
kita masuk dan memberi persembahan ini.
(Adegan
para Majus memberi persembahan)
Narator :
Para
Majus menyembah-Nya sebagai tanda kedatanganNya bagi segala bangsa. Itulah
kasih Allah yang besar. Kasih bagi segala bangsa, kasih bagi semua orang. Lalu
para Majuspun pulang mengikuti jalan yang lain.
(Para
Majus Keluar)
Narator :
Itulah
Natal pertama di Betlehem. Natal tanpa petasan, Natal tanpa SinterKlas, Natal
tanpa pohon terang, Natal tanpa kelap – kelip lampu Natal. Tetapi Kasih Allah
yang menjadi sukacita di hati Maria dan Yusuf, di hati para Gembala dan para
Majus. Kasih Allah menjadi sukacita bagi dunia juga bagi kita yang merayakan
Natal di tahun 2012 ini.
(Lagu
: HAI DUNIA GEMBIRALAH)
Narator :
Gereja
– gereja merayakan Natal di tahun ini dengan tema: ALLAH TELAH MENGASIHI KITA. Bukti
Kasih Allah sudah dinyatakan di dalam Yesus Kristus: di Betlehem – menuju
Golgota – Kubur Kosong dan KenaikanNya kembali ke Sorga. Sekarang apakah yang
harus kita buat untuk merayakan Natal???? Apa gerangan yang dipikirkan anak –
anak di hari Natal ini???
Seorang
Anak :
Di
hari Natal, kami mau mempersembahkan sebuah tarian untuk Tuhan Yesus. Semoga
Tuhan Yesus senang dengan tarian kami.
(Kelompok
Tarian Mempersembahkan Tarian)
Penyanyi
1 :
Di
hari natal, kami mau mempersembahkan suara emas kami untuk Tuhan Yesus.
Penyanyi
2 :
Tuhan
itu bertahta di atas puji – pujian jadi hidup kami mau kami pakai untuk memuji
Tuhan.
(Kelompok
Nyanyian mempersembahkan Nyanyian)
Narator :
Itulah
Natal saat ini, ada yang bernyanyi untuk Tuhan, ada yang menari untuk Tuhan
tapi ada juga anak – anak yang ingin mendapatkan hadiah dari Papa dan Mama.
(Adegan
anak – anak yang duduk sedih
karena
mau baju baru, sepatu baru dsb)
Anak
1 :
Saya
mo baju baru dari Mama, supaya saya bisa cantik di hari Natal.
Anak
2 :
Saya
mo minta saya pu Bapa, belikan saya sepatu baru. Karena saya pu sepatu su
rusak.
(
Pemeran Baju dan Sepatu masuk)
Suara
Baju :
Hai
semua lihatlah saya, saya adalah baju. Semua orang pasti membutuhkan baju.
Kalian pasti tidak pernah melupakan saya. Setiap Tahun, apalagi kalau Hari
Natal tiba, banyak anak – anak yang meminta Papa Mama beli baju Baru.
Suara
Sepatu :
Hallo
sobat – sobat, kalian pasti kenal saya kan??? Saya adalah sepatu, kalian pasti
pakai sepatu kalau ke sekolah atau ke gereja atau ke kantor, apalagi kalau
Natal. Orang - orang akan mengeluarkan uang banyak untuk membeliku. (berhenti
sebentar)
Suara
Baju :
Tapi
sayang…..kami hanya dipakai beberapa kali saja, setelah itu kami akan rusak,
baju akan menjadi kain lap. Dan aahh kau sepatu kalau sudah butut dan rusak
pasti akan dibuang.
Narator :
Saudara
- saudara ternyata, Baju maupun sepatu seindah dan semahal apapun tidak dapat
menjadi hadiah yang abadi.
(Pemeran
Baju dan Sepatu Keluar –
Pemeran
Mainan masuk)
Anak
1 :
Apa
ee yang bagus dan tidak rusak di hari Natal ini???
Suara
Mainan :
Haiii
semua saya Mainan,,,mobil-mobilan yang paling bagus, pake remot lagi. Coba
pegang remotenya. (Memberi remot untuk seorang anak) Nah coba lihat..ngeng
ngeng…ngeng.
Anak
2 :
Wah
bagus sekali…
Suara
Mainan :
Ayo
belilah saya sebagai hadiah Natal,,,tapi sayangnya meskipun saya disukai anak –
anak seringkali anak – anak juga membanting saya. Akhirnya saya rusak dan
dibuang.
Narator :
Saudara
– saudara, sebagus apapun mainan, suatu saat akan rusak. Mainan tidak dapat
memberi sukacita abadi kepada kalian.
Anak
3 :
Lalu apa yang
dapat memberi sukacita abadi???
(Pemeran
Mainan keluar –
Kelompok
Penjual Koran Masuk )
Penjual
Koran :
Koran…koran…koran…koran,,,berita
terbaru, berita hangat, siapa yang mau beli???
Anak
1 :
Weh
kam keluar dari sini, ini bukan pasar. Tong ada pikir – pikir apa yang tidak
rusak, apa yang bisa memberi sukacita abadi di hari Natal.
Anak
2 :
Kam
pergi sana, kam bikin rusak acara saja.
Penjual
Koran :
Tolonglah
kami, kami menjual Koran ini supaya bisa makan. Kalau tidak kami akan
kelaparan.
Anak
3 :
Ahh
omong kosong saja, kalo kitong ada uang itu bukan untuk beli kam pu Koran, tong
mo beli petasan, mo beli baju baru, mo beli sepatu baru. Ubtuk apa beli kam pu
Koran,,,ciih bikin buang – buang uang saja.
Anak
1,2,3 :
(Mengusir
para penjual Koran) pergi, pergi dari sini
Penjual
Koran :
Berita
yang kami bawa ini berita yang sangat penting. Toloongg…………….
Suara
Tuhan :
Anak
– anakku Aku sudah menyatakan kasih Ku, tapi kenapa kalian tidak mengasihi
orang lain? Kalian selalu mendengar cerita tentang Aku dari Kakak Pengasuh,
tetapi kenapa kalian membenci teman kalian? Natal itu bukan hanya nyanyian
merdu, tarian indah, baju dan mainan baru, makanan lezat serta sepatu baru. Walaupun
kalian memiliki semua itu tapi Aku mau kalian mempunyai hati yang mengasihi
orang tua, teman dan bahkan semua orang.
Anak
1 :
Tuhan
ampuni saya, saya anak yang nakal dan melawan orang tua.
Anak
2 :
Tuhan,
ampuni saya, saya hanya menuntut ini dan itu padahal saya di saying semua orang
Anak
3 :
(Mengangkat
penjual Koran, maafkan kami teman…berilah Koranmu untuk kami.
Penjual
Koran :
Terima
kasih teman, kami tidak menjual Koran ini, kami mau membagi berita sukacita
tentang Yesus yang sudah lahir di Betlehem.
(Anak
– anak membagi Koran untuk semua yang hadir)
Narator :
Saudara
– saudara, Tuhan Yesus meninggalkan
segala kemuliaan-Nya di surga dan lahir di kandang hina. Dia memberikan hidup
dan nyawa-Nya bagi kita. Maukah kita memberikan hidup kita untuk mengasihi
semua orang. Kasih itulah yang abadi dan tak pernah rusak. Kasih itu nyata
melalui sikap kita untuk orang tua, anak – anak , saudara, teman dan semua
orang. Allah telah mengasihi kita, mari kita wujud nyatakan kasih kita pada
Tuhan dan sesama kita. Amin
Demikian persembahan fragmen Natal :
KASIH ITU NYATA dari Sekolah Minggu Jemaat Sion Mambui.
Belum ada Komentar untuk "DRAMA NATAL : KASIH ALLAH ITU NYATA"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.