SOLIDARITAS UNTUK MEMBANGUN (Nehemia 2:1-10)
Pekerjaan
seberat apapun tidaklah menjadi beban bila susah dan senang dari pekerjaan itu
dirasakan dan dipikul bersama – sama. Seperti peribahasa: “Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”. Tetapi untuk merasakan
beratnya sebuah pikulan dan ringannya sebuah jinjingan maka kita mesti memiliki
solidaritas. Solidaritas bukan hanya sekedar perasaan senasib sepenanggungan
tapi solidaritas dalam arti pemberian diri dan pengorbanan untuk menanggung beban
bersama.
Kehidupan
penduduk Yehuda setelah masa pembuangan ke Babel sangat memprihatinkan. Orang
Israel ibarat kehilangan muka karena tidak ada lagi simbol – simbol agama yang
menjadi kebanggaan mereka. Bait Allah yang menjadi simbol kehadiran Allah dalam
kehidupan umat, telah dibakar. Tembok Yerusalem yang menjadi kebanggaan itu
kini tinggal puing – puing saja. Umat Israel merasa telah ditinggalkan Allah.
Waktu
itu, Nehemia sebagai juru minuman Raja, hidupnya sudah mapan dalam kehidupan
istana Raja Artahsasta. Tetapi Nehemia solider dengan kehidupan orang – orang sebangsanya.
Hati nurani Nehemia tergugah karena tembok Yerusalem yang roboh. Itulah
sebabnya Nehemia tidak tenang walaupun hidupnya mapan. Nehemia bersedih
meskipun tidak sakit.
Ada
beberapa hal yang Nehemia lakukan sebagai wujud solidaritasnya. Nehemia berdoa
kepada Allah. Pada pasal 1:4 disebutkan bahwa Nehemia menangis, duduk
berkabung, berpuasa dan berdoa. Nehemia juga berdoa ketika menghadap Raja untuk
mendapatkan ijin Raja (2:4). Sebab adalah suatu larangan keras bagi seorang
pegawai istana bila menghadap raja dengan muka muram atau bersedih. Karena itu
Nehemia khawatir bila Raja akan murka. Bila raja murka, bukannya mendapat ijin,
Nehemia justru terancam mati. Namun karena kekuatan doa, Nehemia bukan saja
memperoleh ijin Raja tapi juga mendapatkan fasilitas – fasilitas untuk
memudahkan pekerjaan pembangunan. Kunci keberhasilan Nehemia adalah bergantung
pada Allah. Nehemia melibatkan Allah dalam pekerjaan pembangunan. Tangan Allah
yang Maha Kuasa melindungiku (2:8). Pekerjaan dilaksanakan dengan bantuan Allah
kami (6:16).
Nehemia
memiliki prinsip Solidaritas yang mau membangun. Nehemia memberi diri dan
berkorban untuk menanggung beban bersama dalam pekerjaan pembangunan itu. Nehemia
tidak menjadi penonton. Nehemia tidak menunggu orang lain yang bergerak lebih
dahulu. Tetapi Nehemia juga tidak mencari nama dalam pekerjaan itu dan juga
tidak mencari untung. Nehemia tidak mengambil bagian yang menjadi hak bupati
yang bisa dia peroleh (5:18).
Nehemia
membangun kerja sama. Ada manajemen yang baik, pembagian tugas yang jelas dan
strategi menghadapi persoalan atau hambatan. Tantangan yang dihadapi Nehemia
waktu itu bukan kecil. Ada orang – orang yang tidak suka dengan pekerjaan
pembangunan. Sanbalat, Tobia dan Gesyem disebut sebagai provokator. Mereka
memfitnah, menghasut dan menggunakan berbagai cara untuk menggagalkan
pekerjaan. Juga ada pengeluhan dari umat mengenai pajak yang terlalu berat dan
betapa sulitnya hidup dalam pembuangan namun mesti melakukan lagi pekerjaan
pembangunan. Pembangunan tembok itu hampir terhenti karena pro dan kontra yang
bukan saja sekedar adu mulut, sebar gossip, fitnah dan lain – lain tapi juga
adu fisik bahkan nyawa Nehemia terancam. Tetapi Nehemia pantang menyerah.
Nehemia menghadapi semuanya dengan sabar. Akhirnya pekerjaan pembangunan tembok
Yerusalem dapat diselesaikan.
Solidaritas
Nehemia menjadi pelajaran dan teladan bagi kita di tengah – tengah pekerjaan
Tuhan secara khusus Pembangunan Gereja. Pertanyaan yang patut kita renungkan,
di manakah Allah kita tempatkan dalam pekerjaan pembangunan ini? Apakah dalam
pekerjaan pembangunan ini Allah berada di tempat utama ataukah tempat cadangan?
Apakah Allah hanya kita cari ketika butuh dan kita ingat ketika ada kesulitan?
Bila doa adalah nafas kehidupan kita maka hendaknya doa menjadi denyut setiap
gerak langkah kita dan aktivitas pembangunan ini. Jikalau bukan Tuhan yang
membangun, sia – sialah usaha orang yang membangunnya.
Adakah
setiap kita solider dalam pekerjaan pembangunan ini? Ingatlah saudaraku, bukan
hanya Nehemia yang memiliki rasa solidaritas dengan kehidupan bangsanya tetapi
Allah kita adalah Allah yang solider dengan kehidupan manusia. Allah tidak
hanya merasa kasihan melihat manusia terbelenggu dalam dosa. Allah tidak hanya
menjadi penonton. Allah tidak menunggu manusia bergerak duluan. Allah yang maha
tinggi itu mengosongkan diriNya. Allah memberi diri dan mengorbankan diriNya
sendiri sampai mati di kayu salib untuk menanggung dosa kita. Tidakkah hati
kita juga tergerak untuk memiliki solidaritas dengan pekerjaan di depan mata
kita ini? Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?.
Pekerjaan
ini adalah pekerjaan Allah. Solidaritas kita adalah solidaritas sebagai
keluarga Allah. Pekerjaan ini adalah tanggung jawab kita semua bukan tanggung
jawab satu dan dua orang atau sekelompok orang saja juga bukan untuk cari
untung dalam pekerjaan Tuhan. Pembangunan rumah Tuhan ini akan menjadi
kesaksian bagi kemuliaan nama Tuhan dan berkat Tuhan akan mengalir dalam
kehidupan setiap umatNya. Jangan sumbat berkat – berkat itu dengan sampah –
sampah kemalasan, masa bodoh, kesombongan, perselisihan, provokasi, pengeluhan
dan lain sebagainya.
Seperti
yang dialami dalam pembangunan tembok Yerusalem, selalu ada tantangan dalam
pembangunan. Ada Sanbalat – sanbalat dalam persekutuan kita. Bisa jadi juga ada
pengeluhan dan persungutan di tengah – tengah pekerjaan pembangunan ini yang
membuat semangat membangun menjadi lesu. Tapi jangan pernah berhenti menyerah.
Marilah kita bekerja sama, sehati, sepikir dan satu tujuan.
Tali
tambang terdiri dari untaian tali – tali kecil. Tali – tali kecil itu dijalin
begitu rupa sehingga menghasilkan tali yang besar dan kuat. Tali yang besar dan
kuat bisa digunakan untuk menarik alat – alat atau benda yang berat.
Solidaritas menjadikan kita satu dan kuat. Semakin kita bersatu, semakin kita
kuat dan kita pasti bisa melakukan pekerjaan – pekerjaan yang besar dan berat
bersama dengan Tuhan. Semakin kita bersatu berarti kita telah membangun
persekutuan tubuh Kristus. Galatia 6:2 berkata : “Bertolong – tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi
hukum Kristus.” Selamat bekerja bagi Tuhan. Tuhan memberkati.
Belum ada Komentar untuk "SOLIDARITAS UNTUK MEMBANGUN (Nehemia 2:1-10)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.