MENGIKUTI TUHAN DENGAN SEPENUH HATI (Ulangan 1:34-40)
Firman Allah adalah cermin yang menjelaskan kepada kita
kebenaran sejati dalam kehidupan kita. Firman Allah menjelaskan dengan
sesungguhnya siapa kita. Firman Allah memancarkan sinar terang kebenaran agar
kita dapat menyadari siapa diri kita dan mengubah kehidupan kita sesuai
kehendak Tuhan.
Pembacaan kita dalam Ulangan 1:34-40 menjelaskan sikap Allah
kepada manusia. Sikap Allah kepada orang – orang yang hidupnya tidak mengucap
syukur, orang - orang yang hidup menggerutu. Banyak hal yang sering membuat
kita tidak puas lalu kita menggerutu. Menggerutu di sini tidak sekedar
menggerutu seperti ketika lampu padam, computer hang dan lain sebagainya. Tapi
menggerutu yang dimaksud adalah sebuah sikap yang tidak mengakui perbuatan
Allah. Sikap tidak mengindahkan Tuhan. Sikap cuek terhadap perintah Tuhan dan
tidak mensyukuri berkat – berkat Tuhan.
Sikap menggerutu berlawanan dengan prinsip mengucap syukur. Efesus
5:20 berkata: “Ucap syukurlah senantiasa atas segala sesuatu”. Allah tidak berkenan
dengan orang yang menggerutu karena Allah berkenan dengan orang yang mengucap
syukur. Angkatan Israel yang menggerutu disebut di dalam pembacaan Firman Tuhan
ini adalah angkatan yang jahat dan mereka tidak akan melihat negeri yang baik
yang dijanjikan Tuhan. Hanya Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun yang akan
melihat negeri Kanaan dan menikmati berkat – berkat itu.
Hal yang membuat kaleb bin Yefune terluput dari murka Allah
adalah karena sepenuh hati Kaleb mengikuti Tuhan (ayat 36). Meskipun bersama
orang Israel yang keras kepala dan tegar tengkuk serta selalu menggerutu kepada
Tuhan, Kaleb tidak bersikap seperti orang – orang Israel. Kaleb percaya kepada
Tuhan. Kaleb tidak mengabaikan Tuhan. Kaleb beriman kepada Tuhan.
Ketika Musa mengirimkan 12 pengintai ke Kanaan sebelum
mereka memasuki negeri itu. Sepulangnya para pengintai dari melihat – lihat Kanaan,
mereka menjadi tawar hati. Mereka sampaikan kepada Musa bahwa bangsa Kanaan itu
kuat – kuat dan memiliki kota – kota berkubu yang sangat besar. Para pengintai
yang lain menjadi takut dan ragu – ragu tetapi
Kaleb melihat dari sudut pandang yang lain. Kaleb berkata : Kita akan masuk dan menduduki negeri itu.
Kita pasti akan mengalahkan Kanaan. Hati Kaleb tidak menjadi gentar karena
melihat orang – orang Kanaan yang gagah perkasa, memiliki badan yang kuat,
tinggi dan besar (Bilangan 13:25-30).
Dengan sepenuh hati mengikuti Tuhan harus menjadi komitmen
kita menjalani hidup. Dengan sepenuh hati mengikuti Tuhan mesti menjadi
kualitas kerja dan pengabdian kita di Kantor, di Gereja, di masyarakat. Bahwa
kita berkomitmen lebih rajin, lebih jujur, lebih tekun dan berjuang, lebih
bertanggung jawab dan lebih setia terhadap tugas – tugas yang dipercayakan
kepada kita. Kualitas itu tidak boleh menurun atau dianggap sepele sebab itu
artinya kita tidak mengikuti Tuhan dengan sepenuh hati.
Dengan sepenuh hati mengikuti Tuhan berarti kita juga
percaya bahwa Tuhan jauh lebih besar dari masalah apapun yang kita alami.
Masalah keluarga, masalah pelayanan, masalah pekerjaan dan 1001 macam masalah
lainnya tidak boleh mengecilkan kuasa Tuhan dihidup kita. Andalkan Tuhan dan
percayalah bahwa Tuahn lebih besar. Sebuah
kata bijak berbunyi: “Jika anda punya
masalah besar. Jangan katakan: Tuhan aku punya masalah besar. Tapi katakanlah :
Hei masalah besar, aku punya Tuhan yang jauh lebih besar.” Seperti Kaleb
hanya fokus kepada Tuhan dan bukan fokus pada hal – hal yang membuatnya tawar
hati, maka marilah kita menghadapi setiap persoalan dalam iman dengan fokus
kepada Tuhan.
Jika kita mengindahkan Tuhan. Kita menjadikan Tuhan penting.
Jika kita selalu berkaca kehidupan kita pada FirmanNya dan melakukan FirmanNya
itu maka Ia akan berperkara bagi kita. Rancangan Tuhan adalah rancangan yang
mendatangkan damai sejahtera bagi setiap orang yang mengikuti tuhan dengan sepenuh hati. Tuhan memberkati.
Belum ada Komentar untuk "MENGIKUTI TUHAN DENGAN SEPENUH HATI (Ulangan 1:34-40)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.