MAWAR TETAP INDAH MESKI BERDURI
Kehidupan selalu memiliki dua sisi yang
secara bergantian dialami oleh setiap orang. Sedih dan bahagia, sakit dan
sembuh, susah dan senang, suka dan duka. Kehidupan ini ibarat Bunga Mawar yang
indah tapi memiliki duri. Tak ada Mawar yang tak berduri. Tak ada perjalanan kehidupan
yang selalu mulus. Tak manusia yang sempurna. Kelebihan dan kekurangan mesti
diterima sebagai karunia. Susah dan senang kehidupan mesti disyukuri sebagai
anugerah. Ibarat Mawar, tak ada Mawar yang tak berduri.
Suatu ketika, ada seseorang pemuda yang
mempunyai sebuah bibit mawar. Ia menanam mawar itu di kebun belakang rumahnya.
Pupuk dan sekop kecil disiapkan. Juga sebuah pot tempat mawar itu akan tumbuh berkembang. Dipilihnya pot yang
terbaik, dan diletakkan pot itu di sudut yang cukup mendapat sinar matahari. Ia
berharap, bibit Mawar dapat tumbuh dengan sempurna.
Pemuda itu setiap
hari menyirami Mawar yang ditanamnya. Ia merawat Mawar itu dengan tekun. Ia
membersihkan setiap rumput yang mengganggu. Beberapa waktu kemudian, kuncup
mawar mulai muncul. Kelopaknya tampak mulai merekah, walau warnanya belum terlihat
sempurna. Pemuda ini sangat senang, kerja kerasnya mulai membuahkan hasil.
Ia memperhatikan
bunga Mawar itu dengan hati-hati. Si Pemuda heran, sebab tumbuh pula duri-duri
kecil yang menutupi tangkai-tangkainya Mawarnya. Ia menyesalkan mengapa
duri-duri tajam itu muncul bersamaan dengan merekahnya bunga yang indah ini.
Tentu, duri-duri itu akan menganggu keindahan mawar-mawar miliknya.
Sang pemuda tampak bergumam dalam hati, “Mengapa dari bunga seindah ini, tumbuh banyak sekali duri yang tajam”? Tentu hal ini akan menyulitkanku untuk merawatnya nanti. Setiap kali kubersihkan, duri – duri ini selalu membuat tanganku terluka. Selalu saja ada ada bagian dari kulitku yang tergores. Ah pekerjaan ini hanya membuatku sakit. Aku tak akan membiarkan tanganku berdarah karena duri-duri penganggu ini.”
Lama kelamaan, pemuda
ini enggan untuk memperhatikan mawar miliknya. Ia mulai tak peduli. Mawar itu
tak pernah disirami lagi setiap pagi dan petang. Dibiarkannya rumput-rumput
yang menganggu pertumbuhan mawar itu. Kelopaknya yang dahulu mulai merekah,
kini tampak merona sayu. Daun-daun yang tumbuh di setiap tangkai pun mulai
jatuh satu-persatu. Akhirnya, sebelum berkembang dengan sempurna, bunga Mawar itu
pun meranggas dan layu.
Jiwa manusia, adalah ibarat kisah Mawar. Di dalam setiap jiwa, selalu ada ‘mawar’ yang tertanam. Tuhan yang menitipkannya kepada kita untuk dirawat. Tuhanlah yang meletakkan kemuliaan itu di setiap kalbu kita. Layaknya taman-taman berbunga, sesungguhnya di dalam jiwa kita, juga ada tunas mawar dan duri yang akan merekah.
Namun sayang, banyak dari kita yang hanya melihat “duri” yang tumbuh. Banyak dari kita yang hanya melihat sisi buruk dari kita yang akan berkembang. Kita sering menolak keberadaan kita sendiri. Kita kerap kecewa dengan diri kita dan tak mau menerimanya. Kita berpikir bahwa hanya hal-hal yang melukai yang akan tumbuh dari kita. Kita menolak untuk menyirami hal-hal baik yang sebenarnya telah ada. Dan akhirnya, kita kembali kecewa, kita tak pernah memahami potensi yang kita miliki.
Banyak orang yang tak menyangka, mereka juga sebenarnya memiliki mawar yang indah di dalam jiwa. Banyak orang yang tak menyadari, adanya mawar itu. Kita, kerap disibukkan dengan duri-duri kelemahan diri dan onak-onak kepesimisan dalam hati ini. Orang lain lah yang kadang harus menunjukannya.
Jika kita bisa menemukan “mawar-mawar” indah yang tumbuh dalam jiwa itu, kita akan dapat mengabaikan duri-duri yang muncul. Kita, akan terpacu untuk membuatnya akan membuatnya merekah, dan terus merekah hingga berpuluh-puluh tunas baru akan muncul. Pada setiap tunas itu, akan berbuah tunas-tunas kebahagiaan, ketenangan, kedamaian, yang akan memenuhi taman-taman jiwa kita. Kenikmatan yang terindah adalah saat kita berhasil untuk menunjukkan diri kita tentang mawar-mawar itu, tapi juga menerima keberadaan duri-duri yang muncul.
Semerbak harum “Mawar”
di jiwa kita akan menghiasi hari-hari kita. Aroma keindahan yang ditawarkannya,
adalah layaknya ketenangan air telaga yang menenangkan keruwetan hati. Mari,
kita temukan “mawar-mawar” ketenangan, kebahagiaan, kedamaian itu dalam jiwa-jiwa
kita. Memang kita akan juga berjumpa dengan onak dan duri, tapi janganlah itu
membuat kita berputus asa. Mungkin, tangan-tangan kita akan tergores dan
terluka, tapi janganlah itu membuat kita bersedih nestapa.
Biarkan mawar-mawar indah itu merekah dalam hatimu. Biarkan kelopaknya memancarkan cahaya kemuliaan-Nya. Biarkan tangkai-tangkainya memegang teguh harapan dan impianmu. Biarkan putik-putik yang dikandungnya menjadi bibit dan benih kebahagiaan baru bagimu. Sebarkan tunas-tunas itu kepada setiap orang yang kita temui, dan biarkan mereka juga menemukan keindahan mawar-mawar lain dalam jiwa mereka. Sampaikan salam-salam itu, agar kita dapat menuai bibit-bibit mawar cinta itu kepada setiap orang, dan menumbuh-kembangkannya di dalam taman-taman hati kita. Mawar bukanlah Mawar jika tanpa duri. Laut bukanlah laut jika tak berombak. Jalanilah hidup dengan cinta meski penuh gelombang maupun duri. Itulah yang membentuk kita. Itulah keindahan di hidup kita.
Biarkan mawar-mawar indah itu merekah dalam hatimu. Biarkan kelopaknya memancarkan cahaya kemuliaan-Nya. Biarkan tangkai-tangkainya memegang teguh harapan dan impianmu. Biarkan putik-putik yang dikandungnya menjadi bibit dan benih kebahagiaan baru bagimu. Sebarkan tunas-tunas itu kepada setiap orang yang kita temui, dan biarkan mereka juga menemukan keindahan mawar-mawar lain dalam jiwa mereka. Sampaikan salam-salam itu, agar kita dapat menuai bibit-bibit mawar cinta itu kepada setiap orang, dan menumbuh-kembangkannya di dalam taman-taman hati kita. Mawar bukanlah Mawar jika tanpa duri. Laut bukanlah laut jika tak berombak. Jalanilah hidup dengan cinta meski penuh gelombang maupun duri. Itulah yang membentuk kita. Itulah keindahan di hidup kita.
Semerbak harum “Mawar”
di jiwa kita akan menghiasi hari-hari kita. Aroma keindahan yang ditawarkannya,
adalah layaknya ketenangan air telaga yang menenangkan keruwetan hati. Mari,
kita temukan “mawar-mawar” ketenangan, kebahagiaan, kedamaian itu dalam jiwa-jiwa
kita. Memang kita akan juga berjumpa dengan onak dan duri, tapi janganlah itu
membuat kita berputus asa. Mungkin, tangan-tangan kita akan tergores dan
terluka, tapi janganlah itu membuat kita bersedih nestapa.
Biarkan mawar-mawar indah itu merekah dalam hatimu. Biarkan kelopaknya memancarkan cahaya kemuliaan-Nya. Biarkan tangkai-tangkainya memegang teguh harapan dan impianmu. Biarkan putik-putik yang dikandungnya menjadi bibit dan benih kebahagiaan baru bagimu. Sebarkan tunas-tunas itu kepada setiap orang yang kita temui, dan biarkan mereka juga menemukan keindahan mawar-mawar lain dalam jiwa mereka. Sampaikan salam-salam itu, agar kita dapat menuai bibit-bibit mawar cinta itu kepada setiap orang, dan menumbuh-kembangkannya di dalam taman-taman hati kita. Mawar bukanlah Mawar jika tanpa duri. Laut bukanlah laut jika tak berombak. Jalanilah hidup dengan cinta meski penuh gelombang maupun duri. Itulah yang membentuk kita. Itulah keindahan di hidup kita.
Biarkan mawar-mawar indah itu merekah dalam hatimu. Biarkan kelopaknya memancarkan cahaya kemuliaan-Nya. Biarkan tangkai-tangkainya memegang teguh harapan dan impianmu. Biarkan putik-putik yang dikandungnya menjadi bibit dan benih kebahagiaan baru bagimu. Sebarkan tunas-tunas itu kepada setiap orang yang kita temui, dan biarkan mereka juga menemukan keindahan mawar-mawar lain dalam jiwa mereka. Sampaikan salam-salam itu, agar kita dapat menuai bibit-bibit mawar cinta itu kepada setiap orang, dan menumbuh-kembangkannya di dalam taman-taman hati kita. Mawar bukanlah Mawar jika tanpa duri. Laut bukanlah laut jika tak berombak. Jalanilah hidup dengan cinta meski penuh gelombang maupun duri. Itulah yang membentuk kita. Itulah keindahan di hidup kita.
Belum ada Komentar untuk "MAWAR TETAP INDAH MESKI BERDURI"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.