BELAJAR MENDENGAR (Amsal 1:1-7)
Bukanlah tanpa tujuan jika Tuhan menciptakan manusia dengan
dua telinga dan satu mulut. Tujuannya supaya kita lebih banyak mendengar
daripada berbicara. Tuhan menghendaki kita banyak mendengar terutama
mendengarkan FirmanNya. Roma 10:17 berkata : “Iman timbul dari pendengaran dan pendengaran oleh Firman Kristus”.
Sedangkan dalam bacaan kita Amsal 1:1-7 secara khusus ayat 5 berbunyi : “Baiklah orang bijak mendengar dan menambah
ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan”.
Ayat 5 dalam perikop pembacaan kita ini adalah bagian dari
pembukaan Kitab Amsal yang berisi maksud serta tujuan penulisan Amsal. Tujuan
penulisan Amsal yaitu supaya orang hidup dalam kebijaksanaan, disiplin iman dan
kebenaran. Intinya yaitu agar kita memiliki hikmat Allah dalam seluruh aspek
kehidupan.
Hikmat berawal dari kemampuan dalam mendengar. Pada waktu
Salomo menjadi Raja, yang Salomo minta dalam Doa sesuai I Raja – raja 3:9 yaitu
“berikanlah kepada hambaMu ini hati yang
paham”. Kata paham yang dipakai berasal dari akar kata “mendengar” bukan asal mendengar
melainkan mendengarkan dengan penuh perhatian. Orang yang tidak bersedia
mendengar apalagi tidak mendengarkan dan mengindahkan Tuhan adalah orang yang
bebal, orang yang tidak takut kepada Tuhan.
Ada orang berpendidikan tinggi, kaya dan cerdas tetapi belum
tentu memiliki hikmat. Hikmat tidak sama dengan kecerdasan. Hikmat tidak
diperoleh dengan kekayaan / kecerdasan sebab hikmat di dapat dari takut akan
Tuhan. Orang yang takut akan Tuhan adalah orang yang dipimpin oleh Tuhan.
Setiap langkah adalah langkah dalam bimbingan Tuhan. Orang yang berhikmat
adalah orang yang tahu diri, menyadari keterbatasannya dan karena itu bersedia menerima
didikan dari Tuhan.
Salomo katakan : “mendengarlah
dan menjadi berpengertian”. Meskipun berpendidikan tinggi, teruslah mendengar.
Sekalipun menjadi pemimpin, belajarlah mendengar apa yang dikatakan orang –
orang yang kita pimpin. Setiap suami, dengarlah istrimu dan berilah waktu bagi
anak – anakmu, demikian juga sebaliknya. Tidak ada orang yang tau segala –
galanya. Karena itu setiap orang mesti terus belajar. Belajarlah untuk memiliki
hikmat.
Adakalanya kita menyampaikan pendapat tapi adakalanya kita
harus memberikan kesempatan pada orang lain untuk berbicara dan kita
mendengarkan mereka. Sudah saatnya kita mendengar dan menghargai mereka seperti
suami, istri, anak dan lain sebagainya. Tak ada gunanya bersikap sok tahu atau
memasang gengsi yang terlalu tinggi. Terhadap suara Tuhanpun demikian.
Janganlah berdoa satu arah yaitu hanya menuntut dan meminta Tuhan memenuhi dan
mengabulkan semua hal yang kita doakan. Tetapi pakailah doa dan waktu – waktu bersekutu
dengan Tuhan sebagai saat yang indah dengan Tuhan untuk merenungkan Firman
Tuhan, mendengar kata Tuhan dan melakukan kehendak Tuhan. Ibrani 4:7 “ pada hari ini jika kamu mendengarkan suara
Tuhan, janganlah keraskan hatimu”. Tuhan memberkati.
Terima kasih untuk Firman yg sungguh memberkati, Tuhan berkati senantiasa 😇❤
BalasHapusTerima kasih sahabat DEAR PELANGI. Tuhan memberkati juga
Hapus