ALLAH MENGHUKUM KAIN (Kejadian 4:1-16)
Seorang anak bertanya kepada kakeknya, “Mengapa
dua orang yang bertengkar mengeluarkan suara nyaring, kata – kata kasar dan
berteriak padahal mereka berdekatan?” Kakeknya menjawab: “ Orang yang sedang
marah walaupun berdekatan tapi hati mereka jauh karena itu mereka bersuara
keras dan berteriak. Tetapi jika ada cinta, hati dekat satu dengan yang lain
maka mereka tidak akan saling berteriak karena dengan bisikan saja mampu
melambungkan rasa. Bahkan jangankan kata – kata, bagi orang yang sedang jatuh
cinta, satu kedipan mata saja dapat
menyampaikan sejuta rasa di hati". Jadi ada perbedaan besar ketika hati dipenuhi
oleh kemarahan, irih hati dan kebencian dengan ketika hati kita dipenuhi oleh
cinta kasih.
Kain
dan Habel dua orang kakak beradik, anak - anak Adam dan Hawa. Kelahiran Kain
disebut Hawa pada ayat 1 dalam pembacaan kita adalah karena pertolongan Tuhan. Tapi sayangnya hidup Kain tidak mengandalkan
pertolongan Tuhan. Hati Kain tidak dipenuhi oleh cinta Tuhan. Habel adiknya
yang seorang gembala kambing domba mempersembahkan bagi Tuhan, korban
persembahan anak sulung kambing domba, yakni lemak – lemaknya. Habel
mempersembahkan yang terbaik. Sedangkan Kain yang seorang Petani, mempersembahkan
sebagian dari hasil tanahnya kepada Tuhan. Kain asal memberi saja, yang penting
sudah memberi bagi Tuhan.
Ternyata
Tuhan bukan hanya melihat korban persembahan itu tapi Tuhan melihat hati. Tuhan
melihat hidup orang yang memberi korban persembahan. Tuhan berkenan pada Habel
dan korban persembahannya. Sedangkan Kain dan korban persembahannya tidak
diindahkan Tuhan. Lalu hati Kain menjadi sangat panas dan mukanya muram. Kain
marah. Kain tidak mengoreksi hidupnya dan persembahannya. Kain irih hati pada Habel.
Irih hati kelihatannya sepele tapi sesungguhnya sangat berbahaya. Karena dari
hal yang kecil yang dibiarkan dan tidak dikoreksi ternyata menjadi bencana
besar. Kain juga muram. Kain kehilangan sukacita dan damai sejahtera
Pada ayat 6 – 7, Tuhan menegur Kain. “Jika
engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu”. Kain menutup
hatinya dari cinta Tuhan. Kain mengeraskan hati terhadap teguran Tuhan karena
cela dihatinya itu sudah terbuka bagi dosa. Maka Kain meneruskan rencana
jahatnya. Kain membunuh Habel dengan cara yang licik. Kain berbicara seolah -
olah bersikap baik kepada Habel, Kain mengajak Habel ke padang. Kain bersikap
manis untuk tujuan jahat. Di padang
itulah Kain membunuh Habel adik kandungnya sendiri.
Kain
berpikir tidak ada yang mengetahui perbuatannya. Tapi ternyata Tuhan tahu. Darah
Habel berteriak kepada Tuhan. Tuhan bertanya kepada Kain tentang Habel. Kain
masih berkelit dan membohongi Tuhan. Tuhan menghukum Kain. Kain dikutuk. Tanahnya
tidak akan memberikan hasil dan ia akan menjadi pelarian dan pengembara. Kain menuai
hasil dari perbuatannya. Cela kecil yang dibuka bagi dosa membinasakan hidup
Kain. Hati yang dikeraskan dari Tuhan membuat ia tidak mengalami berkat.
Hari
ini di tengah pergumulan di Tanah Papua, Kisah Kain dan Habel menjadi pelajaran
iman bagi kita semua. Kematian Habel terjadi karena Kain tidak dapat mengelola
kemarahannya. Marah adalah sesuatu yang manusiawi. Tetapi ketika kemarahan
menjadi tidak terkontrol maka itu akan menghancurkan diri kita sendiri. Kemarahan
yang tidak terkontrol dapat berakibat pada kekerasan baik kekerasan fisik
maupun psikis. Ketika emosi menjadi tidak terkendali maka kita bisa memaki,
mengumpat, mengeluarkan kata – kata yang melukai hati orang lain. Dan yang
lebih buruk dapat terjadi perkelahian, pertumpahan darah dan pembunuhan. Karena
itu jangan membiarkan kemarahan, irih hati dan kebencian merusak kehidupan yang
harmonis. Jika ingin hidup tentram, belajarlah mengelola kemarahan, padamlah
kebencian lalu nyalakan dan kobarkan cinta
Tuhan.
Marilah
menyatakan cinta kasih Tuhan kepada siapapun juga meskipun berbeda suku, agama,
ras dengan kita. Tetaplah menyatakan cinta Tuhan bagi dunia meskipun kita
mengalami penghinaan dari orang lain, meskipun iman kita dicemoohkan orang, meskipun
kita mengalami perlakukan buruk. Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan.
Jadi bukalah hati untuk cinta Tuhan agar tidak ada celah bagi dosa, irih hati,
kebencian dan dendam.
Dunia
saat ini mempertontonkan cara hidup menyelesaikan masalah dengan kekerasan. Di
Media massa, di media sosial, di sekitar kita, setiap saat kita melihat dan mendengar kekerasan
terjadi. Kekerasan seolah telah menjadi trend masa kini. Kita harus sadar,
kekerasan menjadi tanda bahwa hati nurani telah mati. Karena Tuhan tidak
menciptakan kita menjadi manusia yang tanpa hati. Maka jangan mengikuti cara
hidup duniawi. Yesus sudah memberi teladan melawan kekerasan dengan cinta
kasih.
Papua
menjadi pergumulan kita bersama. Papua adalah rumah kita bersama. Mari jaga
rumah bersama kita dengan kedamaian. Papua adalah tanah Injil. Mari bersikap
sebagaimana orang – orang yang telah dimenangkan oleh Injil dalam menghadapi
berbagai persoalan. Kita mengimani bahwa
Tuhan tidak menutup mata terhadap apa yang terjadi di atas Tanah Papua. Sebagaimana
Tuhan mendengar darah Habel yang berteriak kepada Tuhan maka Tuhanpun tidak
menutup mata ketika terjadi ketidak adilan, ketika orang tak bersalah menjadi
korban, ketika darah orang benar tertumpah di atas tanah ini. Tuhan tidak
menghendaki kita memperlakukan sesama dengan sewenang – wenang. Setiap orang
akan menuai hasil dari perbuatannya. Siapa yang menabur cinta akan menuai
cinta. Tetapi siapa yang menabur kebencian akan menuai kebinasaan.
Kisah
Kain dan Habel mengajarkan kita juga bahwa hidup pribadi dan persembahan kita
adalah satu paket yang tidak terpisahkan. Bukan soal berapa banyak yang dapat kita
bawa sebagai persembahan bagi Tuhan tetapi bagaimana hidup kita berkenan
dihadapanNya. Bukan soal berapa kali kita beribadah dan membaca firmanNya tapi
sejauh mana kita melakukan kehendakNya dihidup kita. Jadikanlah hidup kita
sebagai persembahan yang kudus dan berkenan kepada Allah. Hidup yang berkenan
kepada Allah adalah hidup yang menyatakan cinta kasih Allah. Selamat Hari
Minggu. Tuhan memberkati.
Belum ada Komentar untuk "ALLAH MENGHUKUM KAIN (Kejadian 4:1-16)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.