TETAP PERCAYA JANJI ALLAH (Kejadian 18:1-15)
Iman adalah "bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat dan dasar dari
segala sesuatu yg tidak kita harapkan.” Karena itu orang beriman tetap
memegang janji Allah dan memiliki hati yang tetap percaya meskipun rencana
Tuhan sulit dimengerti dan penggenapan janji Tuhan belum memberi tanda – tanda yang
memuaskan.
Ketika Tuhan menampakkan diri kepada
Abraham, Abraham tidak langsung mengenali sang pengunjung surgawi itu tapi
Abraham menunjukan keramahan yang luar biasa. Ay.5 menyebutkan bahwa Abraham
berlari menyongsong ketuga tamu dan sujud sampai ke tanah. Abraham melakukan segala sesuatu yang
dituntut oleh adat Timur untuk para tamunya. Ia mempersiapkan sebuah sambutan
megah bagi para pengunjung surgawi tersebut. Ia mengundang mereka untuk duduk
dan beristirahat sementara hidangan dipersiapkan. Kata Ibrani “saad” untuk kata beristirahat mempunyai
arti memperkuat atau menjadikan kuat.
Abraham mengambil air untuk membasuh
kaki tamunya dan menawarkan mereka untuk beristirahat sejenak. Abraham menyuruh Sara istrinya dan seorang bujangnya,
dengan cepat bekerja untuk memberi makan tamu-tamu mereka. Dua kata Ibrani, gémâh
dan sôlér dipakai untuk menunjukkan bahwa tepung yang disajikan itu
merupakan tepung istimewa. Hema, "susu beku," dicampur dengan
susu segar merupakan minuman segar yang disajikan kepada para pelancong yang
kelelahan sambil menantikan makanan utama dihidangkan. Anak lembu jarang sekali
dihidangkan sehingga merupakan makanan mewah tambahan yang disajikan kepada
tamu yang terhormat ini.
Lalu Tuhan berfirman bahwa Sara akan
melahirkan seorang anak laki-laki ketika masanya tiba lagi (pada waktu
yang telah ditetapkanAllah tidak melupakan janji-Nya tetapi tetap bekerja untuk
menggenapinya. Sara tertawa mengingat ketidakmungkinan dirinya mengandung
lagi. Dia menggambarkan dirinya sebagai, “sudah layu,” karena sudah
sudah mati haid dan Abraham sudah tua. Jika Sara tertawa sebaliknya Abraham
menerima peneguhan atas janji Allah kepadanya melalui pertanyaan: Adakah
sesuatu apapun yang mustahil untuk Tuhan? (Ayat 14).
Dalam pergumulan sehari-hari hidup
kita, kita sering mempertanyakan Allah, apakah Allah sanggup menolong? Jangan
biarkan pertanyaan ini membuat kita meragukan Allah. Sebaliknya, dengan
memelihara kepekaan bahwa Allah mengunjungi kita lewat kehidupan sehari-hari,
kita akan diteguhkan kembali bahwa sesungguhnya Dia peduli dan sanggup menolong
kita sesuai kuat kuasa-Nya
Ketidaksiapan Sara untuk memahami
Janji dan rencana Tuha adalah hal yang wajar, mengingat usia lanjut dan
pengharapan yang entah keberapa kali telah dikecewakan. Namun, justru di tengah
ketiadaan pengharapan, TUHAN sekali lagi menuntut penyerahan total dari kita.
Sesungguhnya di tengah kemustahilan bagi manusia, Allah dapat menyatakan kuat
kuasa-Nya yang melampaui akal manusia.
Mungkin karena begitu banyaknya
persoalan membuat kita sudah berhenti berharap, dan tidak lagi percaya akan
pertolongan-Nya. Maka kuatkan dan teguhkan hati sekali lagi, karena di saat
paling lemah, di situ kuat kuasa Tuhan beroleh kesempatan untuk dinyatakan. Saat
kita tak melihat jalan Tuhan dan tak memahami maksudNya, tetaplah percaya.
Kisah dalam bacaan kita ini memberi
teladan tentang keramah tamahan. Jika dapat kita bayangkan bagaimana ketiga orang yang
berjalan di terik panas di padang gurun, maka dapat kita melihat bagaimana
kasih dan keperdulian Abraham terhadap mereka dengan menawarkan sedikit air
untuk diminum, membasuh kaki dan beristirahat. Perbuatan kasih yang
diperlihatkan Abraham menjadi sebuah pernyataan praktis akan kasih dan
ketaanNya terhadap Allah. Perbuatan baiknya kepada para tamu yang datang
memperlihatkan bagaimana Firman itu berbuah dalam kehidupannya.
Di dalam dunia yang semakin terasing dan dingin ini, keramahtamahan merupakan kesempatan buat kita untuk menyatakan atau menyampaikan kasih Kristus kepada sesama kita. Keramahtamahan bisa mengubah orang asing menjadi teman, bahkan yang tadinya musuh sekalipun. Keramahtamahan bisa menjadi penghangat bagi kesendirian atau kesepian. Keramahtamahan bisa membuat kita merasakan tingkat pertemanan yang jauh lebih dalam dari yang kita pikirkan. Keramahtamahan bisa menjadi awal bagi kesembuhan dan pemulihan, dan lain-lain. Ada banyak hal yang bisa kita capai dari perubahan sikap hati kita untuk menjadi pribadi yang ramah, bukan saja terhadap orang lain tetapi sangat bermanfaat bagi kita sendiri juga.
Tidak
ada yang lain yang terbaik yang bisa kita lakukan selain memilih berbuat sesuai
dengan kehendak Tuhan. Tidak ada yang lebih berharga selain dari mencintai
hukum Tuhan dalam kehidupan kita. Dan alangkah damainya dunia ketika kita dapat
bersikap ramah seorang kepada yang lain serta saling melayani dalam kasih
Kristus. Tuhan memberkati.
Belum ada Komentar untuk "TETAP PERCAYA JANJI ALLAH (Kejadian 18:1-15)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.