MEMBANGUN HUBUNGAN KELUARGA DI RUMAH (Efesus 6:1-9)
Bulan Bina Keluarga GKI di Tanah Papua
Selasa, 9 Juli 2019
Nyanyian Pembukaan : Oleh Kakak
Ny.
Rohani 5 : 1-2 “Hai Makhluk AllahMu Besar”
Hai makhluk Allah Hu besar, bernyanyilah dan bergemar,
haleluya, haleluya ! Nyanyian baru angkatlah,
Pujian dari dunia, puji Allah sedekala,
haleluya, haleluya, haleluya !
Hai surya terang benderang, yang mas cahayamu cerlang,
haleluya, haleluya, dan bulan yang mencurahkan
trang perak berpenghiburan, puji Allah sedekala,
Ny. Mazmur 25 : 2 & 5
Ajarl’aku jalan, Tuhan, tunjukanlah
lorong-Mu,
pimpin dalam kesungguhan, ajar
kebenaran-Mu,
Engkau saja s’lamatku Engkau saja yang
ku cari
Kunantikan Dikau Hu, kini dan
berhari-hari.
Jalan Allah kebenaran, kemurahan adanya
bagi yang dengar-dengaran akan
perjanjian-Nya.
Oleh Karna nama-Mu Tuhan, ampuni kiranya
kejahatan hatiku, karena besar adanya.
Doa Pembukaan dan Doa Pembacaan Alkitab
: Seorang adik
Pembacaan Alkitab dan Renungan
Pembacaan Alkitab : Efesus 6 : 1-9 Oleh : Bapak
Renungan : oleh Kakak
Tema : “MEMBANGUN HUBUNGAN KELUARGA DI
RUMAH”
Bapak/ibu/saudara-i
ku yang kukasihi, dari pembacaan Alkitab dari Efesus 6 :1-4 hendak mengantar
kita untuk memahami bagaimana kita dapat membangun hubungan yang benar menurut
Firman Allah di dalam rumah kita.
Saling
menghormati dan menghargai dapat terlihat dalam hubungan kekeluargaan apabila
kita memiliki iman yang nyata kepada Kristus. Biasanya iman itu akan terbukti
sendiri dalam hubungan kita di dalam rumah yaitu dengan orang-orang yang paling
mengenal kita. Anak-anak dan orang tua memiliki tanggung jawab antara satu
dengan yang lain. Anak-anak harus menghormati orang tua mereka sekalipun orang
tua itu suka menuntut dan tidak adil.
Orang
tua harus dengan lembut memelihara anak-anak mereka, sekalipun anak-anak itu
tidak taat atau tidak menyenangkan. Tentu saja idealnya adalah orang tua
Kristen dan anak-anak Kristen saling berhubungan dengan penuh perhatian dan
kasih. Ini akan terjadi jika orang tua dan anak-anak itu meletakan kepentingan
pihak lainnya diatas kepentingannya sendiri- artinya jika mereka tunduk antara
satu dengan yang lain.
Kata
“Tunduk” juga berlaku dalam realasi anak dengan orang tua (5:21). Pada masa
kini, banyak orang tua sulit menjalankan fungsinya. Juga banyak anak-anak
bingung bagaimana harus berlaku sebagai anak. Masalah ini terjadi karena kedua
belah pihak tidak memahami kata tunduk. Bentuk tunduk anak adalah taat pada
orang tua. Anak-anak tunduk pada orang tua bukan tuntutan budaya, melainkan
taat pada kehendak Allah (ayat 2) sesuai hukum kelima (Kel 20 :12). Janji
bahagia dan umur panjang melekat pada hukum kelima ini sejalan dengan ketaatan
anak. Orang tua juga tunduk kepada anak, bentuk tunduk orang tua dieksperesikan
melalui perbuatan yang tidak membangkitkan amarah anak dan melalui didikan
dalam ajaran dan nasihat Tuhan (ayat 4).
Tunduk bukan berarti harga diri
seseorang itu menjadi jatuh, tetapi supaya relasi antara orang tua dan anak
atau sebaliknya dapat berlangsung dengan saling menghormati dan menerima
sebagai satu keluarga yang telah dipersatukan oleh Tuhan Yesus sendiri. Jika
kita saling menghargai dan menerima satu dengan yang lain dalam kelemahan-kelemahan
dan kekurangan kita maka Tuhan akan menghormati kita dan memberkati keluarga
kita. Amin.
Nyanyian ( Persembahan keluarga ) : Oleh adik
Ny.
Rohani 160 : 1-2 “Tuhan Ambil Hidupku”
Tuhan ambil hidupku akan kurban bagi-Mu.
Jika tangan bekerja, kasihMu mengrakkanya.
Brilah mulutku menggah hanya dalam Tuhannya.
Suara bibir ndak penuh brita kemurahan-Mu.
Doa
syukur dan Syafaat ( Doa Bapa kami )
Oleh : Ibu
Berkat : Oleh Bapak.
( I Tes 5 : 23). “Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan
tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus,
Tuhan kita. Amin.
Belum ada Komentar untuk "MEMBANGUN HUBUNGAN KELUARGA DI RUMAH (Efesus 6:1-9)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.