KHOTBAH PEMAKAMAN : SETIA SAMPAI AKHIR (II Timotius 4:6-8)
Tertullianus, seorang tokoh Gereja berkata
begini : “Darah para martyr adalah benih
bagi Gereja”. Rasul Paulus dan rasul
- rasul lainnya telah menjadi martyr dalam Pekabaran Injil pada abad –
abad pertama. Mereka disebut martyr karena telah memberi seluruh kehidupan
mereka sampai mati demi Pekabaran Injil. Ada yang mati disalibkan terbalik. Ada
yang dirajam. Ada yang dibakar hidup – hidup. Dalam sejarah Pekabaran Injil para
martyr membuktikan bahwa mereka adalah orang – orang yang setia sampai hembusan
nafas terakhir.
Rasul Paulus memberi nasihat bagi Timotius
dalam II Timotius 4:6-8 agar Timotius setia memenuhi panggilan pelayanan. Paulus sedang berpikir tentang kematiannya
yang sudah dekat sebagai sebuah kurban persembahan demi pekabaran Injil bagi
Tuhan. Paulus memandang kehidupan Kristen sebagai "pertandingan".
Kata Pertandingan juga mengandung arti
sebuah pergumulan "sebuah perjuangan". Bagi Paulus apa yang
dialaminya bukan sebuah perjuangan yang suram dan sesaat. Tapi merupakan suatu
pertandingan yang menuntut kesungguhan, segenap semangat dan pengabdian.
Meskipun
perjuangan itu penuh ujian dan tantangan tapi Paulus telah menyelesaikan
pertandingannya dengan tetap setia
kepada Tuhan. Paulus sudah memelihara iman pada masa-masa ujian yang berat,
keputusasaan yang hebat dan banyak kesusahan baik ketika diserang oleh guru
palsu bahkan dipenjarakan karena Injil. Paulus memperoleh mahkota kemenangan
bukan mahkota yang fana tapi mahkota kemenangan kasih karunia.
Berhadapan
dengan kematian tidak membuat Paulus menjadi susah hatinya, justru menjadi
makin kokoh keyakinannya. Makin besar ujian yang dialami, makin cemerlang pula
janji kemenangan itu bersinar. Sudut pandang kemasa depan inilah yang menjadi
Nasihat Paulus supaya Timotius sebagai pemberita firman bersikap siap sedia, menguasai
diri dalam segala hal, dan “menunaikan” tugas pelayanannya, seperti seorang
atlit yang mencapai garis finis dengan baik.
Hari
ini kita melepas kepergian Almarhumah kekasih kita, hamba Tuhan, yang dipanggil
Tuhan dari tengah – tengah kehidupan Keluarga Besar ……. Di panggil Tuhan dari
tengah – tengah barisan para pelayan dalam GKI Di Tanah Papua. Di panggil Tuhan
dari tengah – tengah kehidupan persekutuan bergereja dan bermasyarakat. Tuhan
telah menetapkan batas kehidupannya dan ia telah mencapai garis Finish.
Dari
rumah duka ini kita mengenang kebersamaan dengannya: kebersamaaan sebagai istri,
sebagai saudara, sebagai mama, sebagai rekan sepelayan, sebagai rekan
sepersekutuan di Gereja, sebagai rekan para perempuan yang setia berbagi dan
setia melayani sampai akhir
Hidup
Almarhumah telah menjadi teladan kesetiaan kepada Kristus sang pemilik
pekerjaan ini saat alamrhumah melayani di medan – medan Pekabaran Injil yang
sulit. Masa-masa ujian yang berat dalam pelayanan maupun ketika masa sakitnya
telah dilalui sampai mencapai garis finish. Dan di sini saat ini ketika kita
mengenangnya dan melepaskan kepergiannya kita semua aminkan dan imani bahwa
telah tersedia mahkota kebenaran sebagai kemenangan kasih karunia dari Kristus kepada
almarhumah.
Seperti halnya tak ada yang sia-sia
dan berlalu begitu saja dalam kehidupan, maka begitu juga dalam kematian, tak
ada kematian yang sia-sia ketika kita sudah memberikan yang terbaik dari apa
yang kita miliki bagi kehidupan ini. Bagi keluarga yang ditinggalkan : Kita
tahu bahwa Allah adalah Allah yang memelihara kita. KepadaNya dapat kita
curahkan segala kesusahan kita. Memang kita tidka bisa mengerti segala sesuatu
dalam hidup ini tetapi kita tahu bahwa segala sesuatu terjadi di dalam Tuhan,
dan Tuhan bersama kita dalam segala hal. Tuhan memberi penghiburan dan kekuatan
melewati hari – hari ini. Tuhan menghendaki kitapun setia kepadaNya : Setia
sampai akhir agar keluarga dan kita semua keluar sebagai pemenang. Tuhan
memberkati.
Belum ada Komentar untuk "KHOTBAH PEMAKAMAN : SETIA SAMPAI AKHIR (II Timotius 4:6-8)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.