KHOTBAH HARI DOA SYUKUR PERSEKUTUAN WANITA GKI (Titus 2:3-5)
Dunia tanpa perempuan bagaikan taman tanpa
bunga. Laki – laki tanpa perempuan bagaikan buku tanpa judul atau raja tanpa
kerajaan. Dalam sejarah Pekabaran Injil di Tanah Papua, peran dan pengaruh
perempuan tidak dapat disangkal. Kita mengingat nama – nama seperti: Manfuni
Rumbruren; seorang perempuan Papua yang menyusui F.J.F. Van Haselt. F.J.F. Van
Haselt kemudian berjanji membayar air susu perempuan Papua dengan mengabarkan
Injil ke seluruh Tanah ini, sehingga Pdt. Hanz Wanma menyimpulkan : Air susu perempuan
Papua membuat Injil dan peradaban tersebar di seluruh tanah papua. Kita juga mengingat
Sara; perempuan Papua pertama yang dibaptis. Kita mengingat istri para
Zendeling, Guru Injil, Pendeta yang menopang pengabdian suaminya. Oleh sebab
itu dapat disebutkan bahwa Persekutuan Wanita (PW) GKI bagaikan Anggrek Hitam
di Taman Bunga Pemberitaan Injil di Tanah Papua. Mengabaikan peran perempuan
dalam dunia sama dengan membunuh kehidupan dan keindahan, menyuburkan kesunyian
dan menghilangkan kebahagiaan dan kehidupan. Karena perempuan itu istimewa,
perempuan itu berharga dan berarti.
Hari ini dalam GKI Di Tanah Papua kita
semua baik laki – laki maupun perempuan bersama-sama sebagai persekutuan yang
mengucap syukur dalam Hari Doa Syukur (HDS) PW GKI Di Tanah Papua. Pembacaan
Alkitab bagi kita yang diturunkan oleh Biro PW GKI dalam bagian yang sudah kita
baca tadi secara khusus pada ayat 3-5 yang
berisi nasihat bagi perempuan-perempuan baik yang tua maupun yang muda.
Surat
Titus merupakan Surat Penggembalaan dari Paulus kepada Titus rekan sekerjanya.
Surat ini berisi nasihat penggembalaan untuk persekutuan bergereja, untuk
pejabat gereja tapi juga untuk keluarga-keluarga Kristen supaya orang – orang Kristen
hidup secara tertib, mempunyai prilaku yang benar sebagai orang – orang yang
kudus di tengah-tengah kehidupan orang – orang yang tidak mengenal Allah.
Para perempuan hendaknya hidup
sebagai orang – orang yang beribadah dan kehidupan ibadahnya nyata dalam
prilaku setiap hari yaitu:
Menjadi mitra kerja laki – laki,
menjadi penolong yang sepadan bagi suami. Memberi dukungan bagi suami untuk menjadi
imam dalam keluarga. Menjadi tiang doa dalam keluarga yang menghebatkan suami
dan anak-anak. Peran ibu dalam keluarga memang komplit. Sebelum seorang anak
belajar di sekolah, seorang ibu sudah menjadi guru bagi anak di rumah. Saat
anak sakit, ibu menjadi dokter sebelum di rawat oleh medis. Ibulah yang pertama
- tama menjadi pendeta yang mengenalkan anak pada Kristus. Ibu melaksanakan
fungsi sebagai akuntan keuangan dalam keluarga meskipun tidak menempuh
pendidikan keuangan.
Perempuan yang beribadah, prilakunya
tidak memfitnah dan tidak menjadi hamba anggur tapi cakap mengajarkan hal yang
baik. Memfitnah dari kata “me diabolos”
sedangkan kata “diabolos” adalah sebutan yang dipakai untuk Iblis. Para perempuan
dinasihati agar tidak tergoda untuk berbicara tentang hal – hal yang tidak
berguna, memutar balikkan kebenaran dan memfitnah tapi harus memakai mulut
untuk berbicara yang mendatangkan berkat dan memuliakan Tuhan. Untuk membentuk bibir yang menawan, ucapkan
kata-kata kebaikan. Para perempuan
harus mampu mengontrol diri dan mengendalikan diri dari hal – hal yang jahat.
Perempuan tidak boleh memperbudak diri pada hal – hal duniawi seperti anggur,
togel, facebook dan lain – lain.
Perempuan yang beribadah adalah
perempuan yang mengasihi suami dan anak – anak. Mengasihi dengan kasih Kristus.
Mengasihi meskipun kadang terluka. Tersenyum meskipun hati sedang menjerit.
Menjadi perempuan yang hebat karena mengatasi kesulitan bersama Tuhan
Perempuan yang beribadah adalah
perempuan yang hidup bijaksana, suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati
dan taat kepada suami. Ketaatan dalam kasih. Kesetiaan dalam kasih. Perempuan
menjadi contoh dalan teladan dalam perkataan dan perbuatan sehingga Firman
Allah tidak dihujat orang. Perempuan menjadi saksi Tuhan dalam kehidupannya
bersama para laki – laki.
Sejak 23 Juli sampai 26 Juli, PW GKI
Klasis Waropen telah mengikuti Retreat PW. Kita semua telah meninggalkan
kesibukan, menarik diri dan berjumpa dengan Tuhan. Kita menemukan diri sebagai
perempuan yang istimewa dan berharga. Kita mengalami perubahan dan pembaharuan
spiritualitas dan memiliki hati dan jiwa yang segar untuk melayani Tuhan
melalui pelayanan dalam keluarga, gereja dan masyarakat.
Kita mengalami metamorphosis seperti kupu –
kupu. Kita mengalami pembaharuan yang lebih baik untuk mengubah dunia. Dunia
hanya akan berubah apabila perubahan dan pembaharuan itu kita mulai dari diri
sendiri. Dengan spiritualitas yang baru, kita mesti bersatu untuk memberi energy
positif bagi dunia. Sebab kita sedang berada dalam tantangan dunia yang tidak
mudah yang terkadang menyebabkan kita kalah. Sandiwara dunia yang terkadang
membuat kita menjadi korban. Kehidupan keluarga kita, anak – anak kita, suami
kita dan kita sendiri sedang menghadapi ancaman dunia yang membahayakan.
Tapi tetaplah menjadi berkat. Tetaplah
menjadi perempuan – perempuan hebat yang menopang laki – laki yang hebat dan
menghasilkan generasi – generasi yang hebat. Janganlah membatasi diri dan peran
kita hanya di sekitar sumur, dapur dan Kasur. Kita adalah perempuan – perempuan
yang hebat. Anggrek hitam dari Timur yang langka, yang mahal, yang unik, yang
istimewa. Jadikanlah doa sebagai nafas. Iman sebagai perisai. Kejujuran menjadi
mahkota dan kesetiaan sebagai harta.
Dalam Pedoman Pelayanan PW GKI, PW GKI Di
Tanah Papua mempunyai Visi Kerajaan Allah dalam hidup Bersekutu, Bersaksi dan
Melayani. Dan Misi PW GKI adalah menjadikan Ibu yang taat beribadah, cakap
mengajar, hidup bijaksana, suci, setia dan penuh kasih kepada keluarga yang
direfleksikan dari Titus 2 : 3 – 5 maka melalui perayaan HDS ini kita bersama
berkomitmen:
Dengan hati dan jiwa yang segar marilah
kita menyatakan kasih Kristus bagi dunia.
Dengan hati dan jiwa yang segar marilah
kita tetap berpengharapan dalam Tuhan.
Dengan hati dan jiwa yang segar, PW GKI Di
Tanah Papua menjadi anggrek hitam dari Timur yang menghiasi, mewarnai, memberi
keindahan dan kehidupan di taman bunga Pelayanan GKI Di Tanah Papua. Selamat
mengakhiri kegiatan Retreat PW GKI Klasis Waropen dan Selamat Merayakan Hari
Doa Syukur PW GKI Di Tanah Papua. Tuhan memberkati.
Bethania Waren, Klasis GKI Waropen, 26 Juli 2019
Belum ada Komentar untuk "KHOTBAH HARI DOA SYUKUR PERSEKUTUAN WANITA GKI (Titus 2:3-5)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.