TENANG DEKAT ALLAH (Mazmur 62:6-9)
Dunia kita sekarang membawa kita ke
dalam begitu banyak kesibukan. Zaman yang canggih dengan tingkat mobilisasi
yang tinggi, super cepat. Tapi juga zaman di mana manusia menghadapi lebih
banyak persoalan. Penyakit yang belum ditemukan obatnya, tingkat kejahatan yang
makin tinggi, masalah – masalah sosial yang terus bertambah. Kadang – kadang tanpa
kita sadari kita terjerumus ke dalam seribu satu macam kegaduhan dan kesibukan.
Mazmur 62:6-9 berbicara untuk kita
bahwa di dalam Tuhan kita dapat beroleh ketenangan. Ketenangan adalah sikap penting
dan langkah awal menyikapi berbagai persoalan dan menghadapi berbagai
kesibukan. Mazmur ini berisi keyakinan Daud kepada Tuhan ketika ia menghadapi
keadaan yang sulit. Daud mengajak umat Israel untuk bersandar kepada Tuhan.
Daud menyadari bahwa segala kejayaan manusia adalah rapuh dihadapan Tuhan
tetapi kuasa, kasih setia dan keadilan Tuhan adalah teguh. Daud tahu bahwa para
musushnya sedang berupaya menghancurkan dia namun daud lebih percaya kepada
keperkasaan Allah untuk membentengi hidupnya dari ancaman musuh.
“Hanya dekat Allah saja aku tenang”. Kata “hanya” dalam teks ini dipakai sebanyak 6 kali.
Kata “hanya” bermakna penegasan sesungguhnya atau satu – satunya. Ini merupakan
penegasan dan pengakuan terhadap Allah bahwa hanya Allah satu – satunya penyelamat
dan perlindungan bagi pemazmur. Dalam situasi yang menghimpit, Daud tetap
diliputi rasa aman dan tenang karena berada di dalam Allah. Allah satu –
satunya sumber pengharapan yang dapat diandalkan. Kedekatan dan pengenalan Daud
akan Tuhan menuntunnya untuk tetap tenang pada masa sukar dan menyadari bahwa
keselamatannya bergantung pada Tuhan.
Ada seorang tukang kayu. Suatu saat
ketika sedang bekerja, secara tak disengaja arlojinya terjatuh ke dalam
tumpukan serbuk kayu. Arloji itu adalah sebuah hadiah dan telah dipakainya
cukup lama. Ia amat mencintai arloji tersebut, karenanya ia berusaha sedapat
mungkin untuk menemukan kembali arlojinya. Sambil mengeluh mempersalahkan
keteledoran diri sendiri si tukang kayu itu membongkar tumpukan serbuk yang
tinggi itu. Teman-teman karyawan yang lain juga turut membantu mencarinya.
Namun sia-sia saja. Arloji kesayangan itu tetap tak ditemukan.
Tibalah saat makan siang. Para pekerja serta pemilik arloji tersebut dengan semangat yang lesu meninggalkan bengkel kayu tersebut. Saat itu seorang anak yang sejak tadi memperhatikan mereka mencari arloji itu, datang mendekati tumpukan serbuk kayu tersebut. Ia menjongkok dan mencari. Tak berapa lama berselang ia telah menemukan kembali arloji kesayangan si tukang kayu tersebut. Tentu si tukang kayu itu amat gembira. Namun ia juga heran, karena sebelumnya banyak orang telah membongkar tumpukan serbuk namun sia-sia. Kini cuman dia seorang diri saja, dan berhasil menemukan arloji itu. “Bagaimana caranya engkau mencari arloji ini?” Tanya si tukang kayu. “Saya hanya duduk secara tenang di lantai. Dalam keheningan itu saya bisa mendengar bunyi 'to-tak, tok-tak'. Dengan itu saya tahu di mana arloji itu berada” : jawab anak itu.
Hanya dengan membawa diri mendekat dan melekat pada kuasa pemeliharaan Allah, maka kita akan mendapatkan aliran ketenangan dan kedamaian sekalipun berada di tengah – tengah badai. Semua kekayaan, kemasyuran dan relasi baik sekalipun tidak akan memberi jaminan di dalam hidup ini. Bawalah diri kita mendekat pada Allah maka kita akan beroleh ketenangan dan kemenangan. Jangan abaikan keheningan dalam persekutuan dengan Allah supaya kita kuat menghadapi keriuhan dunia ini. Tuhan memberkati.
Belum ada Komentar untuk "TENANG DEKAT ALLAH (Mazmur 62:6-9)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.