SELAMAT MENEMPUH HIDUP BARU (II Korintus 5:17-18)
"Selamat menempuh hidup baru” ucapan
itulah yang sering kita sampaikan kepada seseorang atau pasangan yang memasuki
hidup pernikahan. Mengapa disebut hidup baru ketika memasuki pernikahan?
Bukankah hidup orang itu antara sebelum dan sesudah menikah masih sama juga?
Ternyata yang dimaksud dari ucapan itu adalah sebuah perubahan status dari yang
sendiri menjadi berdua, dari kekasih menjadi suami/isteri.
Sesungguhnya memasuki
pernikahan bukan hanya menyangkut soal status yang berubah, tapi juga dalam
gaya hidup, aktivitas, pengambilan keputusan dan lain sebagainya. Menikah, bukan sekedar pesta meriah. Menikah, bukan
sekedar sarana belajar memasak atau menyamakan hobi dan kegemaran. Tapi menikah
adalah penyatuan dua manusia: pria dan wanita. Dari anatomi saja, pria dan
wanita sudah tidak sebangun, apalagi urusan jiwa dan hatinya. Menikah adalah
menyatukan dua isi kepala, dua ide, dua impian menjadi sesuatu yang besar tak
hanya untuk kita, pasangan dan keluarga namun juga untuk orang lain di sekitar.
Karena itu menikah
tak hanya sekedar perubahan status tapi juga gaya hidup karena dengan menikah
maka kita memutuskan berlabuh di satu pantai, ketika ratusan kapal pesiar
gemerlap memanggil-manggil. Kita belajar untuk menerima segala kelebihan dan
kekurangan pasangan. Kita membutuhkan
hati yang lapang untuk melebur kata ‘aku’ dan ‘kamu’ menjadi ‘kita’..
Hal menempuh hidup baru bukan
hanya ketika seseorang menikah. Dalam hubungannya dengan iman maka menempuh
hidup baru juga terkait dengan keputusan untuk ikut Yesus. Seorang yang Percaya
kepada Tuhan bukan hanya stutusnya yang berubah, tetapi juga gaya kehidupannya
seharusnya berubah. Bukankan Rasul Paulus berkata “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama
sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Dan semuanya ini dari
Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya
dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami”( II Kor
5:17-18).
Menjadi ciptaan baru
menekankan status seorang yang dulunya sebagai orang yang berdosa, namun
sekarang telah mengalami pendamaian melalui penebusan dan penyucian dari Tuhan
Yesus Kristus. Juga gaya kehidupannya harus berubah. Fokus hidupnya bukan lagi
dirinya sendiri tetapi terfokus kepada Allah. Kehendak serta rencana Allah yang
harus menjadi prioritas dalam hidup ini.
Kehidupan kita yang berubah
karena diubahkan Tuhan seharusnya menjadi suatu momentum kesaksian hidup yang
mempengaruhi dan mengubah kehidupan orang – orang disekitar kita. Paulus yang
diubahkan dari seorang yang anti Tuhan Yesus dan menjadi seorang pengikut
Kristus yang setia. Marilah kita tanyakan pada diri kita masing-masing, Apakah
status kita sebagai orang Kristen sudah berpadanan dengan gaya kehidupan kita
sebagai pengikut Kristus? Sudahkah kita melakukan sesuatu perubahan bagi Tuhan
dilingkungan dimana kita hidup? Mungkin itu ditengah anggota keluarga, Sanak
Saudara, ataupun ditengah lingkungan pekerjaan kita? Bila sudah, maka marilah
kita tetap kerjakan dengan setia, dan bila belum marilah kita memulainya selagi
masih ada kesempatan, karena kesempatan tidak selalu ada.
Ketika kita mengalami perubahan status dari jomblo menjadi menikah maka marilah kita belajar saling setia meskipun dunia sekitar kita menampilkan gaya hidup tidak setia. Jalanilah kehidupan rumah tangga Kristen dengan mengingat bahwa bukan hanya status menikah yang kita miliki tapi juga status sebagai ciptaan baru. Selamat menempuh hidup baru. Tuhan memberkati
Belum ada Komentar untuk "SELAMAT MENEMPUH HIDUP BARU (II Korintus 5:17-18)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.