PANGGILAN MENJADI HAMBA (Yeremia 1:4-10)
Seorang prajurit
akan melakukan apapun yang diperintahkan komandannya. Ketika komandannya
menyuruh prajurit itu untuk maju berperang, ia harus siap untuk maju. Ketika
komandannya menyuruh si prajurit untuk tinggal dan menjaga
markas, ia pun harus siap untuk tinggal. Prajurit tidak pernah
takut terhadap apapun yang dihadapi dalam tugasnya. Seorang prajurit pasti
“berani mati”.
Yeremia
adalah seorang nabi besar dalam PL. Nama Yeremia berarti : Tuhan adalah Tinggi
luhur. Pelayanan Yeremia sebagai nabi berlangsung kira-kira 40 tahun pada masa
pemerintahan 5 Raja Yehuda yakni Raja Yosia, Yoahas, Yoyakhin, Yoyakhim dan
Zedekia. Pada masa itu, Yehuda sedang berada dalam situasi krisis : krisis
moral, kepemimpinan, bahkan agama. Dalam situasi itulah Yeremia dipanggil menjadi
Nabi.
Kisah
pemanggilan Yeremia sebagaimana pembacaan kita pada Yeremia 1:4-10, sangat
menarik. Ada beberapa hal yang istimewa di sini.
1. Rencana Tuhan
Tuhan
yang memanggil Yeremia ternyata sudah mengenal, menguduskan dan menetapkan
Yeremia untuk menjadi nabi sejak Yeremia ada di dalam kandungan. Kata “’mengenal”
mengandung makna memilih dan mengasihi. Jadi Tuhan sudah memilih dan mengasihi
Yeremia sejak ia dibentuk dari dalam kandungan. Sedangkan kata “menguduskan”
berarti bahwa pemilihan Yeremia terjadi karena rencana Allah. Terpanggilnya
Yeremia menjadi nabi merupakan inisiatif Allah. Dasar pemilihan Yeremia terletak
pada Allah sendiri.
2. Respons Yeremia
Secara
jujur Yeremia menyampaikan bahwa ia masih muda dan tidak pandai bicara. Tapi Tuhan
memang tidak memanggil orang yang sempurna dan merasa dirinya hebat. Panggilan
Tuhan juga bukan soal usia. Tuhan memanggil orang yang menyadari kekurangannya
namun bersedia dibentuk dan diperlengkapi oleh Tuhan.
3.
Tindakan Allah
Allah
meneguhkan Yeremia: “Janganlah takut”.
Allah memberi jaminan penyertaan: “Aku menyertai engkau”. Allah
mengulurkan tangan dan menjamah Yeremia (ayat 9). Allah memperlengkapi Yeremia
sehingga meskipun muda tapi dipakai Tuhan secara luar biasa.
4. Tugas Yeremia
Mencabut,
merobohkan, membinasakan, meruntuhkan, membangun dan menanam. Enam kata kerja
ini merupakan gambaran tugas Yeremia. Memang bukan tugas yang mudah. Karena
Yehuda sedang menghadapi ancaman dari bangsa – bangsa disekitarnya : Asyur,
Mesir dan Babel. Namun bersama Tuhan, hamba yang setia pasti mampu mengahdapi
tantangan apapun bagaikan kota dan benteng yang kokoh.
Hari
ini kita bersyukur atas pertolongan Tuhan sehingga hambanya dapat menerima
panggilan dan tanggung jawab sebagai Pendeta GKI Di Tanah Papua. Dari kisah
pemanggilan Yeremia kita belajar:
1.
Rencana Tuhan selalu indah
Hidup kita sekarang adalah bagian
dari rencana Allah. Ia mengenal setiap pribadi hambaNya. Jemaat dapat terlibat
dalam pekerjaan Tuhan mempersiapkan seorang Pendeta, juga adalah bagian dari
rencana Allah. Kita bersyukur karena Allah melibatkan kita dalam rencanaNya. Kita
adalah Yeremia dimasa kini jadi renungkanlah rencana – rencana Tuhan dalam
hidup kita masing – masing.
2.
Jadilah diri sendiri
Setiap orang yang dipakai Tuhan
mempunyai kelebihan dan kekurangan masing – masing. Bersikaplah jujur dan
terbuka bagi Tuhan. Tuhan
dapat melihat batin dan hati, dapat mengetahui yang benar dan salah. Berseralah
dalam tangan pengasihan Tuhan maka segala tantangan, segala perkara dapat kita
tanggung.
3.
Imani Tindakan Tuhan
Sebagaimana Tuhan meneguhkan
Yeremia, memberi jaminan penyertaan bagi Yeremia dan campur tangan dalam hidup
Yeremia. Demikianlah setipa hamba Tuhan selalu mengingat panggilan Tuhan dan
kuasa Tuhan yang menyertai dan memberikan kekuatan baginya. Tuhanlah yang
menguatkan hati dan menjadikan hamba – hambaNya menjadi prajuit yang setia.
4.
Setia sampai akhir
Seorang
pelayan hanya alat saja di tangan Tuhan. Tetapi sebagai alat kita mesti
berfungsi dengan sebaik - baiknya dan benar. Panggilan pelayanan kita
sepenuhnya bergantung pada anugerah Allah. Ia yang memanggil kita mengenal
setiap kelebihan dan kekurangan kita. Ia tidak menuntut kita berhasil tetapi Ia
menghendaki kita selalu setia. Karena kesetiaan kita akan berbuah dalam
pelayanan kepada Tuhan dan umatNya. Panggilan kita adalah panggilan untuk
menjadi garam dan terang dunia. Panggilan untuk menjadi teladan dalam keluarga
dan di tengah kehidupan bergereja serta bermasyarakat. Panggilan kita adalah
panggilan untuk pergi ke tempat di mana Tuhan mengutus kita melalui pengutusan
di dalam GerejaNya. Bukan soal di mana kita berada dan sebagai apa kita di situ
tetapi bagaimana kita menjadi berarti di manapun kita berada. Tunaikanlah tugas
pelayananmu dengan setia. Tuhan memberkati.
Belum ada Komentar untuk "PANGGILAN MENJADI HAMBA (Yeremia 1:4-10)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.