KHOTBAH PEMAKAMAN (Ayub 19:25-26)
Ada sekelompok pendaki gunung, mereka
mendaki puncak tertinggi gunung Himalaya. Kelompok pendaki ini
merencanakan pendakiannya sedemikian rupa dengan rapi. Semua disiapkan dengan
teliti dan matang. Lalu tiba saatnya mereka mengadakan pendakian. Jalan yang
ditempuh begitu sulit dan terjal, namun mereka berhasil melewati semua
tantangan. Mereka tiba di puncak gunung lalu mengibarkan bendera dengan
bangga dan tertawa puas. Setelah puas menikmati keberhasilan menaklukkan
puncak gunung yang tinggi dan dingin, mereka pun turun. Tetapi saat berjalan
turun, ternyata tidak satu pun dari kelompok pendaki ini yang bisa pulang
dengan selamat. Mereka semua mati kedingingan dan kelaparan dalam
perjalanan pulang, karena mereka kehabisan persediaan makanan. Kelompok
pendaki ini memang memikirkan dan merancangkan keberangkatan mereka sedemikian
rupa, Itu bagus sekali, namun mereka LUPA mempersiapkan perjalanan pulang
mereka, sehingga mereka tewas di tengah perjalanan pulang.
Saat ini ada banyak orang yang begitu
menyibukkan diri dengan perjalanan dan petualangan di dalam dunia, menikmati
puncak kesusksesan, menikmati kesenangan, namun lupa mempersiapkan kepulangan
kembali pada TUHAN sang pencipta mereka. Banyak orang yang lupa bahwa
setiap orang yang lahir akan mati. Bahwa kematian dapat datang kapan saja
termasuk saat masih bayi seperti anak kekasih kita ini.
Fakta kematian saat ini mengingatkan
kita bahwa kita jangan hanya menikmati kehidupan tapi juga mempersiapkan
kepulangan. Jangan hanya memikirkan kesenangan sekarang tapi harus memikirkan
dan merenungkann keselamatan jiwa nanti.
Ayub adalah orang yang bukan hanya
memikirkan kesuksesan di dunia, tapi juga mempersiapkan diri untuk kepulangannya.
Ia sadar di balik kehidupan yang sekarang, ada kehidupan yang kekal. Itu
sebabnya Ayub sangat berhati-hati dengan hidupnya. Ayub begitu menjaga
kehidupannya dan hubungannya dengan TUHAN. Ia benar-benar ingin hidup berkenan
pada TUHAN. Tetapi Tuhan menguji Ayub dengan begitu banyak kemalangan. Harta
bendanya hilang dan Anak-anaknya mati.
Ayub yang sedang diuji, aa sangat
bergumul: di satu pihak: Ayub merasa tangan Tuhan sedang menentangnya. Di
pihak lain: sebagai pengakuan puncaknya, Ayub mengakui: TUHAN itu adil.
Dalam ayat bacaan kita Ayub mengungkapkan KEYAKINAN IMAN bahwa ia memiliki
Penebus yang Hidup, yaitu TUHAN, dan Ia akan bertemu dengan TUHAN Penebusnya. Ia
akan melihat TUHAN bahkan dengan tanpa daging.
Iman yang dimiliki Ayub selama
hidupnya tidak berubah oleh keadaan malang. TUHAN menjadi kekuatan bagi Ayub
untuk melewati saat-saat tersulit dalam hidupnya. Sekalipun Ayub pada akhirnya
dipulihkan dari sakitnya, namun Ayub sebagaimana manusia lainnya, tetap mengalami
kematian pada akhirnya. Ayub menunjukan bahwa ia siap untuk itu.
Tubuh setiap orang yang mati akan hancur kembali menjadi debu tanah, namun
Jiwa yang hidup dalam Tuhan akan tetap utuh terpelihara dan menjadi bagian
kehidupan yang kekal.
Kiranya saat kita mengantar anak
kekasih ke tempat pemakaman kitapun memiliki keyakinan akan Yesus Kristus
sebagai penebus yang hidup. Dia adalah penebus yang memberi kehidupan yang
kekal bagi kita. Meskipun ditinggalkan oleh orang terkasih kita tetapi kita percaya
Allah tetap pelihara kehidupan keluarga dan jug akita sekalian. Percaya
penghiburanNya sekarang, Siapkan diri sambut kedatangan-Nya. Siapkan diri saat
berpulang pada-Nya. Tuhan memberkati!
Belum ada Komentar untuk "KHOTBAH PEMAKAMAN (Ayub 19:25-26)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.