GEREJA YANG MELAYANI DAN MEMBEBASKAN (Kisah Para Rasul 3:1-10)
Setiap
orang punya harapan, seperti halnya si lumpuh yang tiap-tiap hari meminta
sedekah di pintu Gerbang Indah Bait Allah. Gerbang Indah adalah Gerbang pada
sisi sebelah timur Bait Allah yang menghubungkan halaman untuk orang-orang
bukan Yahudi dan halaman perempuan. Harapan si lumpuh ini tidak muluk-muluk, ia
hanya berharap setiap orang yang masuk ke dalam Bait Allah memberinya sedekah (uang),
ia tidak berharap lebih dari itu. Si lumpuh ini seolah – olah sudah pasrah dengan keadaannya yang lumpuh. Ia sudah menerima kenyataan bahwa hidup dari
belas kasihan orang lain adalah nasibnya. Baginya asalkan ada orang mau
memberikan sedikit saja itu sudah cukup.
Ketika
ia berjumpa dengan Petrus dan Yohanes, Petrus memintanya untuk menatap mereka.
Ayat 5 dari pembacaan kita katakan : Lalu
orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka.
Sesuatu itupun masih dalam harapan si lumpuh. Mungkin uang yang lebih besar
atau lebih banyak. Petrus dengan tegas katakan pada ayat 6 : “Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa
yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu,
berjalanlah!” Petrus dan Yohanes tahu bahwa uang bukan satu-satunya
kebutuhan si lumpuh. Yang luar biasa dalam kisah ini bukan hanya soal karunia
mujizat tapi juga bahwa Petrus dan Yohanes memberikan apa yang benar-benar
dibutuhkan si lumpuh. Sebuah pelayanan yang membebaskan. Membebaskan si lumpuh
dari kelumpuhannya tapi juga membebaskan si lumpuh dari harapannya yang
terbatas tadi. Di dalam Allah yang tidak terbatas, tiada yang mustahil. Di mana
ada doa di situ ada harapan. Di mana ada iman disitu ada mujizat. Tuhan memakai
sentuhan Petrus yang disertai iman untuk mendemostrasikan kuasa Roh Kudus yang
ajaib itu.
Si
lumpuh mengalami pembebasan secara total, fisiknya tapi juga psikisnya. Itulah
sebabnya ia melonjak, berdiri, berjalan kian kemari, melompat – lompat dan
memuji Allah. Ada tujuh (7) kata kerja pada ayat 8 ini sebagai respons dari si
lumpuh. Pembebasan ini karena karya Roh Kudus dalam diri si lumpuh yang benar -
benar mengubah kehidupannya. Sebelumnya ia hanya duduk dengan pasif, menerima
nasibnya dengan harapan yang terbatas tapi kini ia begitu aktif dan pembebsan
yang dialaminya menjadi sarana pemberitaan Injil. Banyak orang menjadi takjub
dan tercengang.
Kisah
ini mengajak kita selaku Gereja untuk
setia dalam tugas pemberitaan Injil. Tanggung jawab pemberitaan Injil kita
lakukan bukan dengan kekuatan otot, bukan dengan kekuatan otak tetapi dengan
hati yang dipenuhi oleh Roh Kudus. Dalam kuasa Roh Kudus maka Gereja dimampukan
melakukan tanggung jawab pemberitaan Injil yang melayani dan membebaskan.
Banyak orang disekitar kita sedang mengalami keadaan seperti si lumpuh. Mereka
terjebak dalam berbagai kelumpuhan baik secara fisik tapi juga kelumpuhan
sosial, kelumpuhan ekonomi dan kelumpuhan lainnya yang membuat harapan mereka
terbatas dan menjalani hidup yang sulit sebagai nasib.
Papua
adalah kepingan surga kecil yang jatuh ke bumi tetapi banyak orang di Papua belum
menikmati surga yang sesungguhnya dalam hidup mereka karena kekalahan dalam
persaingan ekonomi. Perekonomian yang hanya dikuasai oleh kelompok tertentu
saja. Pendidikan belum merata sampai ke
kampung – kampung mengakibatkan masih banyak anak usia sekolah yang belum
mengenyam pendidikan. Pelayanan kesehatan yang terbatas sehingga mengakibatkan
peningkatan gizi buruk dan tingkat kematian ibu dan anak yang cukup tinggi.
Betapa banyak pergumulan di Papua yang membutuhkan sentuhan Pekabaran Injil
yang menjawab kebutuhan – kebutuhan umat baik secara rohani tapi juga di segala
bidang kehidupan.
Roh Kudus membaharui kita terus
menerus dalam panggilan menjadi Gereja yang melayani dan membebaskan. Memang ini
bukan tugas yang mudah, semudah membalik telapak tangan. Tetapi kita percaya,
tiada yang mustahil bagi Allah di dalam kuasa Roh Kudus. Sebagai warga gereja,
marilah kita setia dan taat menopang program – program Gereja dan melakukan
pelayanan yang membebaskan bersama pemerintah dan adat. Roh Kudus membaharui
hati kita agar selalu giat untuk bekerja dan melayani Tuhan, hati yang memiliki
kemurahan hati untuk menopang pekerjaan Tuhan. Roh Kudus yang telah tercurah
itu. terus menyala dalam hati kita sehingga kita menjadi Gereja yang melayani
dan membebaskan dan umat Tuhan mengalami keajaiban kuasa dan cinta Tuhan. Tuhan
memberkati.
Khotbah lain dari bacaan yang sama (Kisah Para Rasul 3:1-10) : DIPULIHKAN KARENA NAMA YESUS.
Belum ada Komentar untuk "GEREJA YANG MELAYANI DAN MEMBEBASKAN (Kisah Para Rasul 3:1-10)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.