SEMANGAT PRAJURIT TERTUJU PADA YESUS (Galatia 3:1-5)
Suatu hari ada seorang anak kecil
yang sedang bermain di lapangan dekat rumahnya. Anak kecil itu sedang
melihat-lihat sekeliling dan membelakangi matahari. Lalu tiba-tiba dia tertarik
melihat bayangannya sendiri. Dia berjalan mengikuti bayangannya dengan harapan
dia bisa berlari mendahului bayangannya. Semakin jauh dia berjalan,
semakin jauh pula bayangan tubuhnya menjauh darinya. Semakin berlari sampai dia
kecapekan tapi tidak pernah bisa meraih bayangannya itu. Saat itu ayahnya yang
sedang mengamatinya menegurnya, “Nak, apa yang kamu lakukan?” Jawab sang anak “
aku ingin mendahului bayanganku, Ayah.” Ayahnya menjawab: “ Jika kamu ingin
mendahului bayanganmu, maka berlarilah menuju matahari, maka bukan kamu yang
mengejar bayanganmu, melainkan bayanganmu yang mengejar kamu.”
Cerita ini mengajak kita untuk
merefleksikan kehidupan kita. Bayangan dapat kita ilustrasikan sebagai
angan-angan, nilai-nilai duniawi yang ingin kita raih. Sedangkan matahari
adalah Tuhan. Saat kita berusaha mengejar keinginan-keinginan kita (jodoh,
rejeki maupun kebahagiaan), tanpa disadari kita malah berlari meninggalkan
Tuhan. Apa yang terjadi? Hal-hal yang kita inginkan itu malah semakin menjauh
dari diri kita. Hal yang perlu kita lakukan adalah “berbalik arah menuju
matahari”, yaitu kembali mengejar Tuhan, menyembah-Nya dan selalu taat akan
segala perintahNya maka semua apa yang kita inginkan tanpa kita sadari akan
datang dengan sendirinya mengikuti kita.
Apakah kita juga sering seperti anak
kecil tadi? Bukan tidak mungkin godaan yang kita hadapi menjadikan kita
berbalik dari Allah. Hal ini yang terjadi dalam kehidupan jemaat Galatia.
Sebagai orang yang sudah mendapatkan anugerah Allah, mereka tidak dapat
mempertahankan itu. Mereka telah berbalik dari Allah dan mengikuti Injil lain.
Paulus mengingatkan jemaat Galatia bahwa ada orang yang mengacaukan mereka dan
bermaksud memutarbalikkan Injil Kristus. Ia mengatakan bahwa orang yang
memberitakan Injil lain adalah orang terkutuk. Dengan demikian Rasul Paulus mengharapkan
jemaat Galatia tetap taat pada ajaran yang benar, seperti dalam ajaran Injil
yang diberitakan Rasul Paulus, dan tidak membelakangi Allah lagi, akibat ajaran
yang lain.
Rasul Paulus menekankan adanya
ketaatan Kristus yang diwujudkan dengan cara menyerahkan diri-Nya dan menjadi
korban untuk dosa-dosa manusia supaya manusia mendapatkan keselamatan. Itulah
berita Injil yang diberitakan Rasul Paulus. Rasul Paulus ingin menunjukkan
bahwa Kristus sudah bertindak dengan luar biasa. Karya-Nya tidak tertandingi
oleh apa dan siapapun juga.
Untuk menjadi seorang Kristen yang
sejati tidak harus mentaati hukum agama Yahudi. Ia menegaskan bahwa bahwa
sesungguhnya satu-satunya dasar yang baik untuk kehidupan Kristen adalah
percaya kepada Kristus. Dengan kepercayaan itu hubungan manusia dengan Allah
menjadi baik kembali. Dengan memahami karya Kristus itu diharapkan iman jemaat
Galatia tidak dikotori dengan pemahaman yang salah tentang Injil, tetapi mereka
setia, seperti Kristus juga setia. Untuk menunjukkan kesetiaan kepada Kristus
diperlukan iman yang besar. Dengan mendengar karya-karya Kristus diharapkan
dapat menumbuhkan iman yang besar.
Di tengah berbagai macam godaan yang
ada, kita diajak untuk taat dan setia dan tidak meninggalkan-Nya. Iman percaya
kita jangan sampai tergoda oleh pemahaman-pemahaman yang menyesatkan. Semangat
prajurit, biarlah menjadi semangat kita untuk tetap tertuju pada Kristus.
Ketaatan yang didasari dengan iman yang besar akan menjadi modal bagi kita
untuk menjadi berkat bagi orang lain. Fokuslah pada Tuhan sang sumber berkat.
Carilah Tuhan dan kebenaranNya maka semuanya akan ditambahkan kepadamu. Tuhan
memberkati.
Belum ada Komentar untuk "SEMANGAT PRAJURIT TERTUJU PADA YESUS (Galatia 3:1-5)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.