KENAIKAN YESUS DAN PEMBERKATAN NIKAH (Kisah Para Rasul 1:6-11)
Sebuah
ungkapan yang sering kita dengar : Bukan
perpisahan yang ku tangisi tapi pertemuanlah yang kusesali. Perpisahan
biasanya menyebabkan kesedihan dan kepedihan. Seperti ungkapan tadi betapa
perpisahan menyebabkan kesedihan sehingga lebih baik tak usah bertemu agar tak pernah ada perpisahan.
Memang rasanya kebanyakan orang tidak menyukai perpisahan. Padahal sebenarnya
perpisahan dapat menjadi suatu awal harapan baru.
Para
murid berpisah dari Yesus. Yesus terangkat ke Sorga. Namun bukan berarti karya
yang dilakukan-Nya berhenti dan menjadi sia-sia. Karya itu akan terus
berlanjut. Para murid-Nyalah yang akan melanjutkannya. Sebab itu disebutkan
dalam ayat 8 bacaan kita : Para murid akan menjadi saksi Tuhan di Yerusalem, di
seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi. Yesus melarang para murid
meninggalkan Yerusalem sampai Roh Kudus yang dijanjikan Bapa tercurah pada
mereka. Roh itu akan menjadi sumber kuasa atau kemampuan untuk menjadi saksi
Kristus di segala tempat. Roh Kuduslah yang akan menolong para murid menjadi
berani.
Dalam
Kitab Kisah Para Rasul banyak sekali nama orang-orang yang akhirnya turut serta
menjadi saksi. Sekalipun tidak menjadi saksi mata atas karya Yesus di dunia,
mereka menjadi saksi berdasar pengalaman iman mereka dengan Tuhan. Untuk
menjadi saksi, para murid tidak tinggal menunggu dengan pasif. Yesus telah
mempersiapkan para murid. Bahkan sampai akhir, sesaat sebelum kenaikan-Nya,
Yesus masih menyempatkan membuka pikiran para murid supaya mereka mengerti
Kitab Suci. Hal itu penting. Semua pengajaran dan tindakan Yesus, bahkan kehadiran-Nya
sebagai manusia, berpijak pada Kitab Suci yang mencatat ajaran dan janji Bapa
kepada manusia. Oleh karena itu, para murid harus mengerti Kitab Suci. Menjadi
saksi berawal dari hidup dengan Tuhan dan FirmanNya
Hari
ini berlangsung Pemberkatan Nikah dan Pembaptisan Kudus. Ketika pemberkatan
Nikah dan Pembaptisan Kudus berlangsung pada Kenaikan Tuhan Yesus maka ini
dimaksudkan untuk memperkuat tugas kita sebagai saksi. Kepala kita adalah Kristus. Sumber dari
seluruh kesaksian kita adalah Kristus. Kalau Kristus rendah hati, berarti
kesaksian kita harus dilakukan dalam kerendahhatian. Kristus sangat taat kepada
misi-Nya. Itu berarti kita sebagai tubuh Kristus juga harus menjadi saksi
Kristus yang taat.
Marilah menjadi saksi dengan cara
menyatakan Kasih dan Kebenaran. Kasih adalah daya dorong
yang sangat ampuh agar kita selalu melakukan yang terbaik. Kasih adalah
kekuatan menjalani kegetiran hidup tanpa putus asa, melalui kepahitan tanpa
menyerah, melewati lembah kekelaman dengan keberanian. Komitmen sejati dan
kasih sejati menyatukan Calon Pasangan Suami Istri yang akan menerima
pemberkatan Nikah hari ini. Cinta sejati harus memiliki komitmen sejati. Tanpa
komitmen sejati, cinta akan pudar di tengah jalan, hilang di tengah kesulitan
dan menguap karena penderitaan.
Mari kita menumbuh
kembangkan cinta kasih, untuk melandasi kehidupan rumah tangga yang diberkati
Tuhan. Tapi juga untuk melandasi setiap motivasi, tindakan dan ucapan kita
setiap saat. Kasih Kristus memampukan kita mendidik anak – anak dan membangun cinta dalam RumahTangga sejak
pertemuan sampai perpisahan. Kasih Tuhan
yang mempertemukan Suami Istri. Kasih Tuhan yang menyatukan suami istri dan
kasih Tuhan pula yang akan memisahkan saat maut menjemput. Jadi bukan orang ketiga
yang memisahkan, bukan uang yang memisahkan, bukan konflik yang memisahkan. Ketika
kasih Tuhan mengikat erat kehidupan rumah tangga maka baik pertemuan dan
perpisahan saat maut menjemput, tentu akan menjadi kenangan indah bukan air
mata penyesalan.
Jadilah pasangan yang membuat hati SENANG bukan karena UANG,
tapi pasangan hidup yang penuh KASIH SAYANG. Yang membuat hati NYAMAN bukan
karena JABATAN, tapi pasangan hidup yang penuh PENGERTIAN. Yang membuat hati
BERSYUKUR bukan karena kehidupan yang MAKMUR, tapi pasangan yang hidup JUJUR. Yang
membuat semangat BERKOBAR bukan karena mobil yang BERJAJAR, tapi pasangan yang
hidupnya PENYABAR. Yang membuat hidupnya BERKAT bukan rumah yang BERTINGKAT,
tapi pasangan yang hidupnya TAAT. Yang membuat hidup BAHAGIA bukan karena HARTA
tapi pasangan yang hidup yang SETIA. Yang membuat hidup SUKA CITA bukan karena
memiliki PERMATA, tapi memiliki pasangan hidup yang penuh CINTA.
Kristus
sudah naik ke Sorga, tetapi kasihNya tetap menyertai kita dan Roh-Nya menuntun
kita. Baiklah momen peringatan Kenaikan Yesus ke surga ini kita pakai untuk
menilai ulang diri kita. Sudahkah saya turut dalam karya Tuhan dan menjadi
saksi-Nya? Sudahkah saya mencintai Tuhan dan FrimanNya? Apakah saya menaklukkan
diri kepada Sang Kepala, yaitu Kristus sendiri? Apakah saya bersedia taat turut
melanjutkan karya Tuhan? Tidak ada yang terlalu kecil atau bodoh untuk menjadi
saksi Kristus. Semua orang percaya terpanggil untuk tugas yang sama menjadi
saksi dan menyatakan kasih Tuhan bagi semua orang. Tuhan memberkati.
Belum ada Komentar untuk "KENAIKAN YESUS DAN PEMBERKATAN NIKAH (Kisah Para Rasul 1:6-11)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.