SEHATI SEPIKIR DALAM TUHAN (Filipi 2:1-11)
Tidak
ada seorangpun yang dapat hidup seorang diri tanpa membutuhkan orang lain.
Orang yang ingin hidup seorang diri tanpa sesama baik teman, kenalan, tetangga
atau saudara, tentu akan mengalami kesulitan. Kita membutuhkan sesama
dalam hidup bersama. Tapi hidup bersama bukanlah hal yang mudah. Kadangkala teman, kenalan, tetangga bahkan saudara dapat berubah menjadi
saingan atau lawan yang kita anggap mengancam posisi kita. Hubungan baik dapat
berubah menjadi permusuhan, percekcokan dan perselisihan.
Jemaat
di Filipi sedang menghadapi ancaman perselisihan dan perpecahan. Kehidupan
persekutuan di Filipi tidak lagi sehati dan sepikir. Karena itu, Paulus dalam
suratnya ini mengajak jemaat di Filipi untuk sehati dan sepikir dalam satu
kasih, satu jiwa dan satu tujuan. Bahkan dalam pasal 4:2 secara jelas Paulus
menyebutkan nama 2 wanita yakni Eodia dan Sintikhe supaya sehati dan sepikir
dalam Tuhan. Itu berarti bahaya perselisihan dan percekcokan sangat mengancam keutuhan Jemaat yang
dibangun dari hasil pemberitaan Injil Rasul Paulus ini.
Ketika
situasi ancaman perpecahan terjadi, Rasul Paulus sedang berada dalam penjara.
Paulus dipenjarakan karena pemberitaan Injil. Waktu itu, Paulus juga sedang
berhadapan dengan lawan – lawannya yang ingin menjatuhkannya dan menghambat
Injil Kristus. Tapi Rasul Paulus tidak mendiamkan keadaan di Filipi. Paulus
tidak mau pemberitaan Injil yang telah ditaburkan menjadi sia – sia. Jika
demikian, bukan hanya Paulus yang menjadi malu tetapi Kristuspun dipermalukan.
Itulah sebabnya Paulus mengatakan bahwa jemaat di Filipi harus sehati dan
sepikir untuk menyempurnakan sukacita Paulus walaupun Paulus berada di dalam
penjara.
Paulus
mengajak jemaat di Filipi untuk sehati dan sepikir dengan tidak mencari
kepentingan sendiri atau puji – pujian yang sia – sia. Dalam hidup
bersama sering muncul kecenderungan untuk mencari pujian. Tidak sedikit orang
yang bekerja keras di dalam Gereja, mengikuti banyak kegiatan tapi untuk
mencari pujian bagi diri sendiri. Ada yang berkata : “tanpa saya, kegiatan ini
tidak akan sukses"; atau "karena saya yang menjadi panitia maka acara itu sukses".
Orang yang mencari pujian bagi diri sendiri adalah orang yang belum sehati dan
sepikir.
Paulus
mengajak Jemaat di Filipi untuk sehati dan sepikir dengan cara bersikap rendah
hati dan mengutamakan kepentingan orang lain lebih dari kepentingan pribadi.
Ini juga sama sulitnya. Sebab sebagai manusia kita cenderung untuk mencari penghormatan
dan harga diri. Manusia cenderung menjadi orang yang berpengaruh supaya bisa
mengatur orang lain. Cenderung menonjolkan kesan yang baik tentang diri sendiri
dan menjelek – jelekan orang lain.
Paulus
mengajak jemaat di Filipi untuk sehati dan sepikir dalam hidup bersama dengan
menaruh pikiran dan perasaan seperti yang terdapat pada Kristus. Berpola pada
Kristus yang mengosongkan diri. Kristus yang mulia dan benar, mengutamakan
kepentingan dan keselamatan manusia yang berdosa. Kristus yang memiliki
kedudukan istimewa, tidak meminta perlakuan istimewa. Kristus tidak mengingini
kehendakNya sendiri. Dia hanya mengingini kehendak BapaNya. Yesus bukan saja
melayani orang lain, bukan saja menyembuhkan orang sakit atau membangkitkan
orang mati tetapi Yesus memberi diriNya sendiri untuk mati di Kayu Salib bagi
kita manusia.
Salib
bukan saja lambang kasih dan pengampunan tapi juga lambang pemberian diri.
Suatu bentuk pemberian diri yang tidak memperhitungkan harga diri. Adakah kita
mampu seperti itu? Memberi waktu, memberi uang, memberi bakat sampai memberi
diri untuk kepentingan pelayanan dan persekutuan padahal kita tidak menerima
apa – apa sebagai imbalannya justru harga diri kita harus dikorbankan. Jaman
sekarang ini, gaya hidup seperti itu akan dianggap bodoh. Gaya hidup seperti
itu melawan arus kelaziman. Bukankah semua orang justru berpola hidup mengarah
kepada kepentingan diri sendiri?
Sesungguhnya,
gaya hidup mengosongkan diri dan memberi diri seperti Kristus yang dianggap
bodoh oleh dunia; disitulah letak kekuatan pelayanan Yesus. Itulah yang membuat
Allah meninggikan Yesus dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama.
Yesus yang merendahkan diri, ditinggikan oleh Allah. Marilah kita memuliakan
Allah dalam hidup kita dengan hidup sehati, sepikir, mengosongkan diri seperti
teladan Kristus bagi kita. Tuhan memberkati.
Sehati sepikir dalam kristus bak pepatah/falsafah jawa :
BalasHapus* ilmu padi : semakin berisi semakin merunduk.
*rame ing gawe sepi ing pamrih : banyak bertindak tanpa harap imbalan.
* rukun agawe santosa crah agawe bubrah ( bersatu kita teguh bercerai kita runtuh)
Amin.GBU.
Amin ...
HapusTuhan memberkati juga