MEMILIH SESUAI KEHENDAK TUHAN (I Samuel 16:1-13)
Cara pandang Tuhan berbeda dengan
cara pandang manusia. Cara Tuhan memilih dan menentukan seseorang untuk
maksudNya juga berbeda dengan pilihan manusia. Hal ini terlihat dalam proses
pemilihan Daud untuk menjadi Raja menggantikan Saul. Saul telah ditolak
oleh Tuhan dan Tuhan telah menentukan pilihanNya diantara anak – anak Isai. Maka Tuhanpun
menyuruh Samuel untuk pergi menjumpai Isai, orang Betlehem itu.
Samuel tidak langsung memenuhi
perintah Tuhan, ia mempertimbangkan resiko dari perintah Tuhan. Saul
dapat membunuhnya jika ia terang – terangan melakukan hal itu. Tapi pilihan
Tuhan sudah pasti. Rencana Tuhan tidak dapat ditawar – tawar lagi. Tuhan tidak
berkenan lagi atas hidup dan kepemimpinan Saul. Tuhan turut “campur tangan”
dalam proses pemilihan Raja di Israel sebab sesungguhnya Tuhanlah Raja atas
Israel. Oleh karena itu siapapun yang menjadi Raja atas Israel haruslah
berkenan bagi Tuhan. Kehidupan Raja menentukan kehidupan seluruh umat Israel.
Seorang Raja di Israel bukan sekedar pemimpin politik. Apabila Raja melakukan
apa yang jahat di mata Tuhan, itu mengakibatkan orang Israel berdosa pula (I
Raja – raja 15:34). Betapa pentingnya kehidupan iman seorang pemimpin.
Ternyata Tuhan tidak memilih seorangpun dari ketujuh
anak Isai yang dibawa kehadapan Samuel. Padahal ketika Samuel melihat Eliab,
dengan pikirannya sebagai manusia, Samuel tahu bahwa inilah yang dipilih Tuhan
untuk diurapi menjadi pemimpin yang diperlukan saat itu (Ayat 6). Namun apa
kata Tuhan? “Janganlah pandang parasnya
atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat
manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang didepan mata, tetapi Tuhan
melihat hati” (ayat 7).
Bukan hanya Samuel yang berpikir lain
dari Tuhan. Isai juga ternyata punya standar yang lain dari Tuhan. Isai tidak
menghadirkan Daud untuk memenuhi undangan Samuel. Padahal Daud adalah anak Isai
yang mesti hadir pula saat itu. Mungkin Isai berpikir Daud tidak perlu hadir
sebab dia masih muda dan dia hanyalah anak bungsu. Daud juga sedang diberi
tugas menggembalakan domba di padang. Isai tidak menghadirkan Daud . Isai tidak
menduga sama sekali bahwa Daudlah yang diinginkan Tuhan. Isai berpikir seperti
Samuel.
Oleh karena tidak ada seorangpun dari
ketujuh anak laki – laki Isai yang dipilih Tuhan maka Daudpun dipanggil untuk
ikut serta. Pada ayat 12 disebutkan bahwa Daud kemerah – merahan, matanya indah
dan parasnya elok. Tuhan berfirman kepada Samuel untuk mengurapi Daud sebab
Daudlah yang dipilih Tuhan. Maka hari itu dan ditempat itu pula Samuel
mengurapi Daud sebagaimana perintah Tuhan. Ternyata benar, yang dinilai Allah
memang berbeda dengan yang dinilai manusia. Tapi penilaian Allah tidak pernah
salah. Penilaian Allah selalu akurat.
Daud si bungsu dan seorang gembala,
ternyata Dialah yang dipilih Tuhan, yang tidak diduga oleh Samuel, Isai,
saudara-saudara Daud bahkan Daud sendiri. Ketika Tuhan memilih dan mengurapi
Daud maka berkuasalah Roh Tuhan atas Daud (ayat 13b). Tuhan telah mempersiapkan
Daud untuk meneruskan kepemimpinan Saul. Tuhan tidak membiarkan umatnya tanpa
pemimpin. Samuel tidak perlu berduka lagi sebab Tuhan telah memilih Daud.
Hari ini, Tuhan menyatakan maksudnya
bagi bangsa Indonesia. Hari ini pergumulan untuk memilih Presiden dan Wakil Rakyat
akan berlangsung melalui pilihan rakyat Indonesia. Proses pemilihan Daud dalam
pembacaan I Samuel 16:1-13 menjadi suatu pelajaran bagi kita untuk menentukan
hak pilih kita masing – masing. Samuel mendapat mandat dari Tuhan untuk memilih
salah satu dari anak – anak Isai. Samuel tidak memilih menurut keinginan
hatinya sendiri. Kendati Samuel sudah menilai dengan pikirannya sebagai manusia
tapi Samuel lebih mendengar suara Tuhan.
Hari ini Tuhan memakai kita untuk
menentukan siapa yang Tuhan mau. Siapa yang Tuhan kehendaki. Siapa yang
berkenan bagi Tuhan sebagai Pemimpin bangsa ini tetapi juga sebagai Wakil Rakyat.
Karena itu pakailah hak pilih kita dengan sebaik – baiknya. Tidak ada gunanya
berduka, bersungut dan menyesali nasib bangsa dan daerah kita yang penuh
pergumulan. Tuhan tidak menginginkan kita masa bodoh terhadap keadaan yang
sedang digumuli. Hak kita memilih adalah mandat dari Tuhan sebagaimana Tuhan
memberi mandat bagi Samuel yang berduka dengan keadaan Israel. Gunakan hak
pilih kita sebagai mandat Tuhan bagi kita.
Tentukan pilihan yang sesuai dengan
kehendak Tuhan. Manusia memang menilai bahwa Politik terkadang kotor dan penuh
tipu muslihat. Tidak sedikit orang yang kehilangan kepercayaan atas kehidupan
politik. Tidak sedikit orang yang terserat pusaran arus politik. Tidak sedikit
orang yang memakai cara – cara kotor dan menjadikan politik sebagai alat mencari
keuntungan dan memperkaya diri. Tidak sedikit orang yang termakan hoax lalu
hidup dalam kebencian satu dengan yang lain. Tapi percayalah bahwa Tuhan sedang
“campur tangan”. Di tengah perhumulan umatNya, Tuhan sedang berperkara. Karena
itu, sebelum kita memasuki bilik suara, marilah bebaskan hati dan lapangkan
hati dari segala keinginan pribadi. Berdoalah supaya kehendak Tuhan dinyatakan
melalui pilihan kita. Tuhan sedang melaksanakan maksud dan kehendakNya melalui
suara kita. Ingatlah bahwa manusia melihat apa yang didepan mata tetapi Tuhan
melihat hati. Tentukan pilihan dengan mata dan hati Tuhan. Memilih sesuai
kehendak Tuhan.
Berdoalah agar proses pemilihan umum
ini berlangsung dengan aman dan tertib. Tuhan menyertai penyelenggara pemilu
serta Aparat TNI dan POLRI untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan kehendak
Tuhan. Tuhan meneguhkan setiap orang yang bertarung dalam konstelasi politik
ini untuk berjiwa besar menerima hasil dari proses berdemokrasi. Tuhan menolong
setiap warga negara yang memiliki hal pilih untuk memilih orang – orang yang
berkenan bagi Tuhan. Tuhan menyatakan kuasaNya bagi setiap orang yang terpilih.
Tuhan memberkati Indonesia.
Belum ada Komentar untuk "MEMILIH SESUAI KEHENDAK TUHAN (I Samuel 16:1-13)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.