PENGORBANAN DARAH KRISTUS (Ibrani 9:11-28)
Dalam tubuh manusia, darah sangat penting.
Darah menyangkut soal hidup. Ada orang – orang yang dapat hidup karena bantuan
(donor) darah orang lain. Tidak sedikit orang harus menjalani “cuci darah”
untuk tetap hidup. Dalam kehidupan berbangsa, ada para pahlawan yang rela
berkorban darah dan nyawa demi masa depan bangsa. Pengorbanan darah sangat
berharga dan bermakna.
Dalam tradisi Israel; ay. 22 “hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum
Taurat dengan darah dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan”. Jemaat
Kristen mula – mula diingatkan tentang apa yang sudah mereka ketahui. Para Imam
dalam tradisi Yahudi memimpin upacara pengampunan dosa bagi umat dengan membawa
dan mencurahkan darah binatang (domba jantan, lembu jantan).
Yesus telah menjadi Imam yang Agung, Imam
Besar sebab Ia telah mencurahkan daraNya sendiri sebagai korban tebusan bagi
manusia. Yesus melunasi hutang dosa manusia yang sebelumnya “dicicil” tiap tahun oleh para Imam melalui upacara korban.
Pengorbanan darah Kristus itu sangat berharga dan mahal. Betapa beruntungnya
kita sebab kita tidak membayar sepeserpun untuk keselamatan kita. Kita menerima
anugerah keselamatan secara gratis karena pengorbanan darah Kristus.
Setiap orang yang telah beroleh anugerah
keselamatan hendaknya menghargai pengorbanan darah Kristus. Pengorbanan darah
Kristus adalah korban yang sempurna dan karena itu hanya satu kali saja. Jangan
main – main dan jangan anggap sepele darah Kristus yang telah dicurahkan bagi
kita.
Melalui pembacaan ini, kita diajak untuk
menghargai pengorbanan darah Kristus dengan cara mengarahkan hidup kepada
Kristus serta berpegang teguh pada kepercayaan dan pengharapan kita di dalam
Kristus. Perikop selanjutnya dalam Kitab Ibrani menguraikan secara kongkrit
kehidupan yang terarah pada Kristus itu. “Jangan
menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah, saling memperhatikan, saling
mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik” (Ibrani10:23-25); berusaha hidup damai dan hidup kudus
(12:14).
Bagian Firman Tuhan ini juga mengingatkan
kita bahwa jika kita sengaja berbuat dosa padahal kita sudah tahu tentang
kebenaran kematian Kristus maka itu sama saja kita menginjak – nginjak pengorbanan
darah Yesus. Akibatnya kita akan menerima murka Allah.
Menghargai pengorbanan darah Kristus
berarti menjadikan hidup kita bermakna bagi sesama. Yesus mati diusia yang
masih sangat muda yaitu 33 tahun. Tapi kematian Yesus bukanlah kematian yang
sia – sia. Melalui pengorbananNya itu, Yesus menunjukan bahwa kualitas hidup
bukan diukur dari berapa lama kita hidup atau berapa panjang usia kita.
Kualitas hidup ditentukan dari makna dan
manfaat yang kita nyatakan dalam hidup. Kita bukan sekedar hidup dalam
arti bernafas, sehat dan bisa beraktivitas tetapi kita hidup untuk memberi
makna: menjadi berkat bagi orang lain, mengasihi dengan kasih Kristus,
berkorban dan memberi diri dalam pelayanan. Hidup bukan sekedar hidup tetapi
hidup dan memberi buah. Itulah kehidupan yang menghargai pengorbanan darah
Kristus. Tuhan memberkati.
_WarOpen,
1203’19_
yg terpenting bukan konsepsi maknanya Darah Yesus, tetapi bgmn kaum keydar ini diyakinkan, darah Yesus bukan saja utk menyelamatkan kita, tapi adlh Bukti kehidupan dlm kehidupan ini... DarahNya juga merupakan kekuatan menghdp era pandemi & era Vaksinasi.
BalasHapusTerima kasih telah mengunjungi blog dan menyampaikan pendapat. Tuhan memberkati.
Hapus