PEMUDA GEREJA DI ERA GLOBALISASI
Era Globalisasi membuat kita hidup
dalam dunia yang tanpa ”sekat”. Peristiwa
yang terjadi di belahan bumi lain dengan cepat diketahui oleh orang – orang lain
di berbagai tempat. Setiap orang dan di setiap tempat sudah menjadi bagian dari
Globalisasi. Globalisasi merasuk begitu
cepat ke seluruh pelosok dari kampung hingga kota metropolitan. Globalisasi adalah konteks saat ini di mana Gereja ada.
Globalisasi adalah konteks di mana generasi muda Gereja memaknai panggilan
bergereja.
GLOBALISASI : TANTANGAN DAN PELUANG
Istilah "globalisasi"
berasal dari kata dasar “global” yang maknanya ialah universal. Globalisasi adalah suatu proses menjadikan
sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini
tanpa dibatasi oleh batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Globalisasi
juga merujuk kepada perpindahan nilai, terutamanya cara berfikir dan gaya bertindak
dari satu daerah dunia kepada daerah dunia yg lain sehingga membuat dunia
seolah – olah tanpa sekat/batas.
Globalisasi menjadi zaman transformasi sosial secara khusus pengaruh dari dunia barat dengan beberapa ciri antara
lain:
Kemajuan teknologi - informasi yang semakin cepat.
Gaya hidup sebuah daerah menyebar dengan cepat seiring perkembangan telepon genggam,
televisi satelit, dan internet sehingga membuat jarak semakin
dekat antara Inem di Jawa, Ale di Ambon,
Jurgen di Jerman, Michelle di Amerika dengan Insos di Papua. Kemajuan teknologi dan informasi telah membuat
dunia menjadi ”tak selebar daun kelor”.
Saling tukar informasi, pengetahuan, juga doktrin (baik atau buruk) semakin
mudah dan cepat menyebar.
Meningkatnya Interaksi Budaya.
Interaksi budaya terjadi
melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi
berita dan olah raga internasional) sehingga kita dapat memperoleh hal-hal baru
mengenai beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, bahasa,
musik/hiburan, makanan dan lain - lain. Kota-kota kecil atau besar ditandai dengan berdirinya mall-mall dan
restoran-restoran cepat saji antara lain seperti KFC, McDonald, Pizza Hut, yang
semuanya itu bukan hanya persoalan ”perut” tapi juga gaya hidup.
Meningkatnya Masalah Bersama
Meningkatnya
masalah bersama misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional,
dan lain-lain.
DAMPAK
GLOBALISASI
Globalisasi
ibarat Kanker yang telah menjalar dan
menyusupi semua aspek kehidupan manusia dan memberi dampak baik positif maupun
negatif.
1.
Dampak positif globalisasi antara
lain:
·
Mudah memperoleh informasi dan ilmu
pengetahuan
·
Mudah melakukan komunikasi
·
Cepat dalam bepergian (mobilitas
tinggi)
·
Memacu untuk meningkatkan kualitas
diri
·
Mudah memenuhi kebutuhan
2.
Dampak negatif globalisasi antara
lain:
·
Krisis Moral dan Agama
Informasi yang
tidak tersaring: lahan subur bagi pornografi dan pornoaksi, perilaku konsumtif,
materialisme dan hedonisme.
·
Krisis Sosial
Individualisme dan
perjumpaan semu: membangun dunia sendiri, mengutamakan kepentingan sendiri dan
tidak lagi saling peduli.
·
Krisis Individu
Kehilangan
Indentitas diri akibat budaya “tiru –
tiru”: gaya berpakaian, model rambut, cara berbahasa cenderung mengikuti
selebritis, jika tidak seperti itu disebut tidak gaul.
·
Krisis Budaya
Mudah terpengaruh
oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu Negara atau
nilai – nilai kearifan lokal suatu daerah.
·
Krisis Ekonomi
Yang kaya semakin kaya, yang
berkuasa semakin menguasai dan tingkat kejahatan semakin kompleks
GEREJA DAN PANGGILANNYA
Istilah Gereja
adalah dari bahasa Protugis: igreja, yang berasal dari bahasa Yunani:
εκκλησία (ekklêsia) yang berarti dipanggil keluar (ek = keluar; klesia
dari kata kaleo= memanggil). Jadi Gereja adalah kumpulan (persekutuan)
orang yang dipanggil ke luar dari dunia kepada terang Allah di dalam Yesus
Kristus. Jadi gereja bukan semata – mata menunjuk pada Gedung atau
organisasi/lembaga Agama. Gereja adalah saya dan saudara – saudara sekalian
sebagai persekutuan yang hidup yang dipanggil Allah untuk memberitakan perbuatan
– perbuatan Allah yang besar.
Gereja tidak
berasal dari dunia tetapi Gereja di utus ke dalam dunia untuk menjadi Garam dan
Terang di tengah dunia. Dalam fungsi menjadi garam dan terang gereja
menjalankan panggilan “BERSAKSI, BERSEKUTU dan MELAYANI” di tengah berbagai
tantangan perubahan dunia termasuk tantangan Globalisasi.
SIKAP DAN PERAN GENERASI MUDA GEREJA
DALAM ERA GLOBALISASI
Globalisasi turut memberi dampak pada kehidupan beragama. Gereja yang
merupakan perkumpulan orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus, mau atau
tidak mau, sadar atau tidak sadar ada dalam pengaruh globalisasi. Bagaimana
gereja bersikap dan berperan di era Globalisasi ini?
1.
Sikap yang Keliru
·
Menjadi manusia Anti Globalisasi
Ekslusif:
Membangun benteng dan tidak membuka diri terhadap perubahan seperti yang
dilakukan oleh sekte – sekte tertentu.
·
Menjadi manusia Apatis, Pesimis,
Acuh
Kurang
peka terhadap situasi sekitar, hanya mengurus urusan di dalam Gereja saja
·
Menjadi manusia korban Globalisasi
Hanyut
terbawa oleh segala perubahan globalisasi termasuk yang berdampak negatif.
·
Menjadi manusia bertopeng
Hidup
bagaikan Bunglon : di Gereja Suci, di luar Gereja Ruci
2.
Sikap yang seharusnya.
·
Menjadi manusia Realistis dan Sadar
Konteks
Tidak melarikan
diri dari kenyataan dunia ini
·
Menjadi manusia yang di panggil
menjadi Garam dan Terang
Menyadari panggilan
di tengah – tengah dunia.
·
Menjadi manusia yang memiliki
Integritas Iman
Mampu
mempertahankan jati diri sebagai Imago
Dei di tengah Globalisasi
·
Menjadi manusia yang siap Bertarung
dan Membangun strategi menghadapi setiap perubahan: “Berlaku cerdik seperti
Ular dan tulus seperti Merpati” (Matius 10:16)
PERAN
GEREJA (GKI Di Tanah Papua – PAM GKI)
Berbicara tentang peran gereja
tentulah tidak terlepas dari panggilan “BERSAKSI, BERSEKUTU dan MELAYANI”.
Sangatlah penting bagi Gereja untuk memaknai panggilan ini dalam kepekaan
terhadap perubahan zaman pada era Globalisasi ini.
a.
Bersaksi
·
Bersaksi dengan Kata dan Perbuatan sesuai konteks pergumulan masa kini.
Gereja tidak hanya bicara soal Surga
yang akan datang tetapi juga Surga yang
harus diwujudkan kini dan sini yang akan mencapai kesempurnaan dalam Kehidupan
kekal bersama Kristus.
·
Memiliki Integritas Iman secara pribadi dan persekutuan. Menjadi gereja
yang missioner di tengah dunia.
b.
Bersekutu
·
Membangun persekutuan yang hangat
bukan hambar. Persekutuan yang tidak
hanya sekedar bertemu tetapi persekutuan yang memiliki hubungan personal yang
akrab dan mengasihi.
·
Bersama – sama bertarung sebagai gereja menghadapi pengaruh globalisasi.
Peran gereja di era globalisasi tidak hanya bisa di limpahkan kepada Pelayan
Firman tetapi mesti menjadi tanggung jawab bersama selaku persekutuan. Ibarat
bertarung bersama pada Arum Jeram
Globalisasi
c.
Melayani
·
Melayani dan membina dengan Kasih termasuk kepada mereka yang telah menjadi
Korban Globalisasi, dalam artian tidak menertawai apalagi mencemohkan mereka
tetapi menggembalakan mereka sebagai domba.
·
Merancang Program yang berdaya guna untuk menjawab persoalan
·
Berpikir Global bertindak Lokal
Sama seperti ketika kita bepergian
dari suatu pelabuhan ke pelabuhan lain
dengan mempergunakan kapal, kita tidak mungkin menghalangi datangnya
badai. Kita tidak perlu mencaci maki badai saat badai itu datang. Yang harus kita lakukan adalah mempersiapkan
kapal dan Anak Buah Kapal yang handal dan tangguh untuk menghadapi badai.
Juga membuat strategi : “membaca arah angin”, “mengatur layar” untuk
mengendalikan angin serta “Tahan dan Berjuang Trus dalam Berjuangan
Kudus” di tengah Samudera Globalisasi. Jangan lupa: Percayakanlah
seluruh pelayaran kita pada sang Nakhkoda Agung, kita pasti selamat dari badai Globalisasi
itu. Tuhan memberkati!
Materi ini sudah disampaikan sebagai pembinaan bagi Pemuda Gereja dalam Kegiatan - kegiatan Wisata Rohani di Klasis Waropen, Klasis Wondama, Klasis Sorong
_WarOpen, 1403'19_
Belum ada Komentar untuk "PEMUDA GEREJA DI ERA GLOBALISASI"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.