MENGIKUTI JEJAK KRISTUS YANG MENDERITA (I Petrus 2:18-25)
Pada
dasarnya tidak ada seorangpun diantara kita yang dengan sengaja mau menderita.
Kita pasti tidak mau menderita sakit atau hidup susah selamanya. Setiap orang
akan berusaha menghindari penderitaan. Tetapi menurut bacaan kita saat ini, I Petrus 2:19 : “Sebab adalah kasih karunia
jika seseorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang
tidak harus ia tanggung”. Ternyata kita dipanggil untuk menderita di dalam
Kristus. Kita dinasihati untuk belajar dari penderitaan Kristus. Kita diajak untuk mengikuti Jejak Kristus yang menderita.
Surat
I Petrus ditujukan kepada orang – orang pendatang yang tersebar di Pontus,
Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia ( I Petrus 1:1). Surat ini berisi
ajakan agar jemaat – jemaat Kristen itu mengarahkan hidupnya kepada pola
Kristus yang menderita. Jemaat – jemaat Kristen masa itu sedang berada
dalam penganiayaan. Ada penguasa yang bertindak sewenang – wenang dan berlaku
kejam terhadap orang – orang Kristen. Meskipun berada dalam keadaan
penganiayaan tetapi surat ini berisi nasihat agar sebagai hamba – hamba, jemaat
Kristen harus tunduk dengan penuh ketakutan (dengan rasa hormat) terhadap
penguasa baik yang ramah maupun yang bengis/kejam. Surat ini menyebutkan bahwa
apa yang dialami oleh jemaat adalah sebuah kasih karunia.
Jemaat
diajak untuk taat menanggung penderitaan. Taat bukan berarti pasrah dan menyerah. Taat
menunjuk pada sikap mengikuti teladan Kristus yang menderita. Apa teladan dalam
penderitaan Kristus? Itu secara jelas disebutkan pada ayat 22 – 24 bahwa meskipun
menderita, Yesus tidak membalas caci maki ketika Ia di caci maki. Ia tidak mengancam. Tipu tidak ada didalam mulutNya. Ia tidak berbuat doa tapi menanggung dosa - dosa kita. Ini menjadi sebuah
ajakan untuk hidup kudus meskipun menderita. Menderita demi kebenaran. Itulah teladan penderitaan Kristus.
Penderitaan
Kristus bukan penderitaan yang sia – sia. Kematian Yesus bukanlah mati konyol.
Yesus menderita sengsara dan mati adalah untuk menyelamatkan manusia. Oleh
bilur – bilurNya, kita telah sembuh. Itulah yang patut kita teladani. Bahwa
kitapun bersedia menderita karena kehendak Allah dan bukan menderita karena
perbuatan dosa.
Ada
perbedaan antara penderitaan karena kehendak Allah dan penderitaan karena dosa.
Segala penderitaan yang di cari – cari dan penderitaan karena dosa (mencuri,
membunuh dll), itu bukan kehendak Allah. Yesus tidak mencari-cari penderitaan.
Saat hendak memasuki jalan Salib dan bergumul di Taman Getsemani, Yesus berdoa
agar Cawan itu dilalukan dari padaNya. Tapi dalam semuanya itu, Yesus taat
sepenuhnya pada Bapa. Yesus tidak mencari – cari penderitaan namun ketika
penderitaan datang, Yesus tidak melarikan diri dari penderitaan.
Kadang
- kadang kita sengaja mencari-cari penderitaan dengan minuman keras, Narkoba,
Seks Bebas dan lain – lain yang mengakibatkan kita menderita. Ini bukan
penderitaan karena kehendak Allah. Kadang – kadang kita juga lari dari
penderitaan. Karena tak sanggup menjalani kesusahan, akhirnya mengambil jalan
pintas : bunuh diri dan lain – lain. Ini juga bukan cara kristiani untuk
menghadapi penderitaan. Jika kita harus menderita karena kehendak Allah maka
marilah kita menanggungnya dengan taat dan setia. Tetap mengasihi meskipun
dibenci. Tetap melayani walaupun dikritik. Tetap setia kendati disakiti. Tetap
bermurah hati tanpa mengharapkan pamrih. Dan semua bentuk kebaikan dan kasih
Tuhan yang kita praktekan di hidup kita. Adalah sebuah kasih karunia jika kita
menderita karena melakukan kehendak Allah. Selamat menjalani minggu – minggu sengsara.
Tuhan memberkati.
_WarOpen,
15 Maret 2019_
Belum ada Komentar untuk "MENGIKUTI JEJAK KRISTUS YANG MENDERITA (I Petrus 2:18-25)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.