JAGALAH HATIMU (Amsal 4:23-27)
Ada sepasang
suami isteri yang baru pindah ke sebuah kompleks perumahan. Suatu pagi saat
sedang sarapan mereka melihat ke luar dari jendela kaca, tetangga depan rumah
mereka sedang menjemur pakaian. Sang istri langsung memberi komentar memprotes
kerja tetangganya itu: "Wah itu baju – bajunya dicuci kurang bersih,
sepertinya ibu itu tidak tahu cara mencuci pakaian dengan benar.” Suaminya menoleh, tetapi ia diam dan
tidak memberi komentar apapun. Sejak hari itu, setiap pagi ketika tetangganya
menjemur pakaian, selalu saja sang istri memberikan komentar tentang kurang
bersihnya si tetangga mencuci pakaiannya. “Mungkin dia
perlu sabun cuci yang lebih bagus sebab cuciannya masih kotor.” “Wah apakah
suaminya tidak risih memakai pakaian yang masih kotor seperti itu?” Ada saja
komentar yang diberi sang istri terhadap tetangganya.
Seminggu berlalu, kemudian sang istri heran melihat pakaian-pakaian yang dijemur tetangganya kini terlihat cemerlang dan bersih. Lalu ia berseru kepada suaminya: "Wah… ternyata ibu itu telah belajar bagaimana mencuci dengan benar." Sang suami berkata, "Istriku, tadi aku bangun pagi-pagi sekali dan sempat membersihkan jendela kaca kita yang membuatmu salah melihat cucian tetangga kita." Ternyata persoalannya bukan karena cara mencuci si tetangga tetapi karena kaca jendela suami isteri itu yang kurang bersih.
Begitulah dengan kehidupan; apa yang kita lihat pada saat menilai orang lain tergantung kepada kejernihan pikiran/jendela hati kita.
Jika hati
kita bersih, maka bersih pula pikiran kita.
Jika
pikiran kita bersih, maka bersih pula perkataan kita.
Jika
perkataan kita bersih, maka bersih pula perbuatan kita.
Semua
bersumber dari hati sebagai pusat kehidupan. Hati sangat berperan penting dalam
hidup kita. Hati menjadi tempat menyimpan segala sesuatu yang akan dilakukan, Apapun
yang kita pikirkan semua berasal dari hati terlebih dahulu. Bahkan keinginan
kita pun berasal dari hati terlebih dahulu. Jadi apapun yang ada di dalam hati
kita, itulah yang dipikirkan dan diinginkan, dikatakan dan dilakukan.
Betapa pentingnya hati sehingga
firman Tuhan mengingatkan, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan karena dari
situlah terpancar kehidupan” (ayat 23).
Hati ibarat sumber mata air, bila sumbernya kotor, maka kotorlah airnya, namun
bila sumbernya bersih, maka bersihlah airnya. Kita mesti menjaga hati kita agar
tetap bersih. Rupanya hati tidak dengan sendirinya bersih, kita harus
menjaganya agar tidak tercemari.
Lebih lanjut Amsal katakan lalai
dalam menjaga hati kita akan mengakibatkan kita menyimpang dari jalan yang aman
dan terjebak dalam jerat pembinasaan. Jadi menjaga hati kita melebihi segala
sesuatu menghasilkan hidup yang mantap pada jalan yang rata karena perkenan dan
kasih karunia-Nya (ayat 25-27).
Adalah sangat penting bagi kita untuk
menjaga hati. YESUS mengingatkan "Tetapi apa yang keluar dari mulut
berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul
segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah
palsu dan hujat." (Matius 15:18-19). Betapa berbahayanya sebuah hati yang
tidak terkontrol.
Memang sulit bagi kita untuk
mengendalikan hati kita, tetapi kita punya Allah yang tahu keterbatasan kita. Tuhan
sanggup memulihkan hati kita, menyembuhkan yang terluka, membersihkan yang
kotor dan mengembalikan yang tersesat. Oleh sebab kita harus menyediakan diri
kita untuk siap dikoreksi dan dibentuk, serta diperbaharui oleh Tuhan.
Isilah terus hati kita dengan Firman
Tuhan. Tetalah berada dalam persekutuan dengan Tuhan supaya kita memiliki hati
yang terjaga yakni hati yang selalu bersyukur, hati yang selalu merindukan
Tuhan, hati yang selalu memikirkan dan melakukan kebaikan, hati yang selalu
giat untuk bekerja dan melayani Tuhan, hati yang memiliki kemurahan hati untuk
terus memberi menopang pekerjaan Tuhan. Amin.
_Waropen, 1103'19_
Belum ada Komentar untuk "JAGALAH HATIMU (Amsal 4:23-27) "
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.