RENUNGAN : TUKANG PERIUK ILAHI
Seorang arsitek memesan selembar kaca
cermin besar untuk menghias Istana Raja di Persia ( Iran ). Ketika pesanan tiba
ternyata kaca tersebut sudah pecah dan sang kontraktor bermaksud memesankannya
kembali . Tetapi sang arsitek justru meminta kepingan kaca yang pecah itu untuk
dikumpulkan dan lebih dihancurkan lagi menjadi kepingan lebih kecil.
Si Arsitek kemudian mulai menyusun
satu demi satu kepingan itu. Ditangan sang arsitek, kepingan pecahan kaca yang
tadinya akan dibuang itu tersusun menjadi sebuah karya Mosaic yang sedemikian
indah bahkan dikatakan sebagai “yang terindah di dunia“ yang saat ini ada dalam
sebuah istana di Iran. Dihancurkan untuk menjadi lebih indah! Demikian pujian
sang Raja Persia kepada sang arsitek.
Dihancurkan untuk menjadi lebih indah
itulah sebuah proses dalam kehidupan. Sebuah proses dimana Tuhan membentuk kita
sesuai kehendak dan rencana-Nya. Yeremia diutus pergi ke tukang periuk dan
memperhatikan bagaimana si Tukang Periuk bekerja. Ketika bejana yang sedang dibentuk rusak
atau mempunyai cacat, bejana tersebut dihancurkan menjadi tanah liat kembali,
kemudian dibentuk ulang agar menjadi bejana yang lebih baik (ayat 1-4). Allah
memberitahukan Yeremia bahwa Ia akan bertindak terhadap Yehuda seperti tukang
periuk itu terhadap bejana tanah liatnya. Ia akan membentuk bangsa Yehuda
terus-menerus melalui penghukuman dan pembaharuan, hingga menjadi bangsa pilihan
sesuai kehendak-Nya (5-10).
Jika Yehuda memberontak dan melawan
Allah maka Bangsa Yehuda seperti bejana tanah liat yang rusak sehingga harus
dihancurkan ( 16-17), untuk kemudian dibentuk dan diperbaharui lagi menjadi
bangsa yang sesuai rencana-Nya. Berita yang disampaikan Allah bagi Yeremia melalui
gambaran pekerjaan tukang periuk bukanlah semata-mata berita tentang kedaulatan Allah namun juga berita tentang anugerah Allah. Sekalipun umat-Nya membangkang
terhadap 'tukang periuk' Illahi namun Allah tetap sudi mengulangi pekerjaan
dari awal dan membentuk kembali bangsa pilihan-Nya menjadi periuk yang baik
yang sudah Ia rencanakan sejak semula.
Sampai kini pun Allah masih menjadi
tukang periuk Ilahi bagi kehidupan kita. Ia bekerja melalui berbagai peristiwa
yang menyakitkan, menyedihkan, dan menyesakkan, agar terus membentuk kita
menjadi bejana indah yang sesuai dengan maksud-Nya. Allah mengambil
kepingan-kepingan yang pecah, memprosesnya dengan lebih menghancurkannya lagi.
Ketika kita mengikuti proses Allah maka luka hati dipulihkan dan masa lalu yang
kelam dapat menjadi masa depan penuh pengharapan.
Seperti bejana di
tangan Sang penjunan, Tuhan memproses kita dan itu mungkin menyakitkan bagi kita.
Tetapi apabila bejana sudah jadi, maka sungguh akan berharga nilainya. Yesus
hanya butuh hati yang mau taat dan rela dibentuk untuk menjadi bejana yang
indah di mataNya. Tuhan tidak akan membiarkan anak-anakNya dalam keadaan rusak menuju
kebinasaan. Maka proses pembuatan ulang bejana adalah pilihan terbaik, demi
kebaikan kita, semata-mata karena Tuhan mengasihi kita. Bagai bejana, kita pun
harus melalui proses "pembentukan ulang" yang seringkali menyakitkan.
Kita dibersihkan, segala ego, kebiasaan buruk, kesombongan, dan sebagainya
ditanggalkan, dikikis lepas dari kita, dan proses itu tidaklah nyaman. Namun
lihatlah hasil akhirnya, bahwa dengan melewati proses itulah kita bisa dipakai Tuhan
untuk melakukan pekerjaan-pekerjaanNya.
Apa yang dirancangkan Tuhan bagi hidup kita adalah sebuah masterplan yang
sempurna bagi kita. Sesakit apapun proses itu, ingatlah bahwa semua itu
bertujuan mendatangkan kebaikan bagi kita. Amin
Belum ada Komentar untuk "RENUNGAN : TUKANG PERIUK ILAHI"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.