KHOTBAH : BEKERJA SAMA MELAYANI TUHAN (Keluaran 17:8-16)
Bacaan Alkitab : Keluaran 17:8-16
Dengan
bekerja sama kita dapat melakukan lebih banyak daripada yang dapat kita
kerjakan sendiri. Ibarat satu tim sepak bola. Bagus tidaknya tim sepakbola itu bukan hanya
tergantung pada satu atau dua pemain saja, tetapi tergantung pada bagaimana
kerjasama tim sebagai satu kesatuan. Memang benar bahwa ada beberapa pemain
kunci yang akan sangat menentukan aliran serangan dan kekuatan pertahanan dalam
tim itu, tetapi pemain-pemain kunci tidak akan bisa berbuat banyak jika pemain
lainnya bermain dengann buruk. Bukan hanya itu Bpk/Ibu/Sdr, bahkan dukungan
dari suporter atau penonton juga menjadi nyawa tambahan tersendiri bagi tim
yang bermain. Semua itu adalah satu kesatuan, satu unit, yang mesti bersinergi
satu sama lain untuk mencapai keberhasilan sebuah tim.
Saudara - saudara yang dikasihi Tuhan
Pembacaan kita saat ini
mengisahkan tentang peperangan orang Israel melawan Amalek dalam perjalanan
keluar dari Mesir menuju Kanaan. Amalek menjadi bangsa pertama yang berperang
melawan Israel di Padang Gurun. Sebenarnya dari segi asal – usul , orang Amalek
adalah keturunan Esau. Itu berarti Amalek masih memiliki hubungan darah dengan
Israel. Tetapi di Rafidim sesudah peristiwa umat Israel memberontak dan
bersungut-sungut soal air, orang Amalek berperang melawan Israel. Satu masalah
dari dalam yaitu soal air sudah selesai tetapi datang lagi masalah dari luar. Tidak
jauh – jauh karena justru datang dari Amalek yang masih memiliki hubungan
darah.
Menghadapi penyerangan Amalek, Musa
sebagai pemimpin memberi arahan yang jelas kepada Israel. Ada satu tujuan yang hendak
dicapai bersama yaitu: Kemenangan atas orang Amalek. Satu tujuan itu dilaksanakan dengan
satu hati, sebab
kemenangan yang menjadi tujuan bukanlah kemenangan Musa saja sebagai pemimpin,
bukan juga kemenangan Yosua saja sebagai panglima perang, bukan pula kemenangan
Harun saja sebagai Imam, tetapi kemenangan seluruh umat Israel di dalam Allah.
Oleh sebab itu kemenangan itu menjadi kerinduan, tekad dan tujuan.
Musa memerintahkan Yosua, memilih
prajurit perang dan memimpin peperangan
itu. Sementara Musa, Harun dan Hur naik ke bukit. Dengan tongkat Allah
ditangannya, Musa mengangkat tangan. Bila Musa mengangkat tangan maka Israel
menjadi lebih kuat, tetapi bila Musa lelah dan menurunkan tangan maka Amaleklah
yang lebih kuat. Dalam keadaan seperti itu, Harun dan Hur tidak hanya menonton
saja, mereka bertindak, mengambil batu agar Musa bisa duduk di situ dan kemudian
mereka menopang tangan Musa sehingga Musa tidak menjadi lelah, tangan Musa
tetap terangkat sehingga Yosua bersama orang Israel yang berperang dapat
mengalahkan orang Amalek. Israel menang atas Amalek.
Maka dapat disebut Bpk/Ibu/Sdr bahwa
kemenangan Israel adalah kemenangan sebuah
tim yang solid. Yosua, Musa, Harun, Hur dan semua orang Israel bersatupadu,
saling menopang, saling melengkapi, bekerja sama. Bersama-sama mereka bergerak maju ke
medan perang; Ada yg
berperang, ada yg berdoa mohon pertolongan Tuhan. Mereka maju bersama
dengan tugas masing-masing yang berbeda dan dibawah panji Allah yang menyertai mereka, maka mereka dapat memenangkan peperangan itu.
Dari kisah kisah kemenangan ini, ada
beberapa pelajaran bagi kita selaku orang percaya dimasa kini dalam kehidupan
bersama sebagai Gereja, dalam kehidupan berjemaat tapi juga dlm kehidupan
keluarga secara khusus berkenan dengan pelantikan Alat kelengkapan Badan
Pekerja Klasis Waropen saat ini.
- Kemenangan Israel terjadi karena Kuasa Allah. Dengan mengangkat tangannya kepada Tuhan, Musa menunjukkan ketergantungan dan iman kepada Allah. Kekuatan kita menghadapi berbagai tantangan, kekuatan kita untuk mencapai visi melaksanakan hasil Sidang Klasis dapat terjadi karena kuasa Allah.
- Doa menjadi kekuatan kita. Ketika Musa berhenti berdoa, berhentilah pula aliran kuasa ilahi kepada umat-Nya. Kita tidak hanya membutuhkan Allah saat anggota keluarga kita sakit, saat kita dirundung masalah. Selama ini ada di dunia ini kita ibarat Isarel di padang gurun kehidupan, kita mengahdapi persoalan silih berganti, dari luar dari dalam. Selama kita ada di dunia ini, kita ada dalam peperangan bukan peperangan fisik tapi peperangan melawan kemalasan, peperangan melawan dosa, ketidakadilan. Kadang kala kita lelah, kita tidak berdaya tapi ada Tuhan yang selalu menyatakan pertolonganNya. Karena itu hendaknya kita terus-menerus mendekati Allah di dalam doa, iman, dan ketaatan. Satu-satunya harapan kita untuk menang terletak di dalam terus-menerus menghampiri takhta kasih karunia melalui Kristus, supaya kita dapat menerima kuasa dan kasih karunia Allah untuk menolong dan menyertai kita dalam perjalanan di padang gurun kehidupan kita. Jika Allah dipihak kita siapakah lawan kita? Semua yang jadi tantangan dapat teratasi dan tujuan dapat tercapai.
- Allah memanggil kita untuk menjadi mitraNya. Menjadi mitra Allah berarti Allah menjadikan kita rekan, kawan atau teman kerja-Nya (I Korintus 3:9). Adalah hal yang luar biasa jika Sang Pencipta, mau bekerja sama dengan ciptaan-Nya. Sang Penebus bekerja bersama yang ditebusNya. Allah yang Mahakudus menjadikan kita manusia berdosa sebagai kawan sekerja-Nya. Kita dipanggil bukan hanya untuk percaya kepada Allah saja dan menerima berkat-berkat-Nya, tetapi juga untuk bekerja bersama Dia. Allah bekerja sejak awal dan sampai sekarang (Kejadian 1, Yohanes 5:17, 9:4). Dan Dia mengajak kita mengambil bagian atau berpartisipasi dalam pekerjaan-Nya mendatangkan kebaikan dan kesejahteraan bagi dunia ini. Jika Allah menjadikan kita mitra-Nya, ini berarti kita adalah orang yang dipercaya Allah, orang yang dianggap mampu atau dianggap cakap untuk mengerjakan urusan Kerajaan Allah.
- Pekerjaan Allah membutuhkan kerja sama tim yang solid. Mari kita wujudkan kebersamaan yang telah kita bangun selama ini menjadi semakin solid dan kita semakin diperkaya melalui kebersamaan yang ada dalam kehidupan kita saat ini. Dalam keluarga, jemaat tapi juga Klasis. Badan Pekerja Klasis tidaklah lengkap tanpa alat kelengkapan, Laki – laki tidak lengkap tanpa perempuan, Kita ada utk saling melengkapi dan saling menopang. Kita bukan hanya sama-sama bekerja tetapi kita bekerja sama, kita bukan hanya sama-sama melayani tapi kita melayani bersama.
- Kerjasama menuntut kebersamaan, dan kebersamaan itu sendiri menuntut keterbukaan, dan keterbukaan itu menuntut kepercayaan. Saling mempercayai bahwa kita dapat bekerjasama, saling mengisi bukan menguras, saling berbagi bukan menopoli, saling mengasihi bukan menguasai. Kita dipanggil Tuhan untuk berkarya bersama dengan yang lain. Ibu Teresa pernah mengatakan, “Anda bisa melakukan apa yang tidak bisa saya lakukan. Saya bisa melakukan apa yang tidak dapat Anda lakukan. Bersama-sama kita bisa melakukan hal-hal yang besar.” Oleh karena itu, mari kita bergandengan tangan untuk melaksanakan panggilan dan pengutusan Allah bagi kita semua. Amin
Waropen Periode 2012 - 2017 di Jemaat Smirna Nubuai pada 12 Agustus 2012 (Koleksi Pribadi)
_WarOpen, 1902'19_
Belum ada Komentar untuk "KHOTBAH : BEKERJA SAMA MELAYANI TUHAN (Keluaran 17:8-16)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.