ILUSTRASI : PERANGKAP TIKUS
Manusia adalah makhluk sosial
yang hidup bersama dan saling membutuhkan satu dengan yang lain. Tetapi yang
sering kali terjadi adalah gaya hidup individualis. Manusia hidup bersama
tetapi tanpa mempedulikan orang lain. Sepertinya kita mesti belajar merasa
peduli dari ilustrasi seekor Tikus yang saya bagikan di Blog DEAR PELANGI.
Sepasang suami istri petani
pulang ke rumah setelah berbelanja. Seekor tikus memperhatikan makanan apa lagi
yang dibawa mereka dari pasar ?” Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani
ini adalah Perangkap Tikus. Sang tikus kaget bukan kepalang.
Ia segera berlari menuju
kandang, mendatangi ayam dan berteriak: “Ada perangkap tikus”. Sang Ayam
berkata “Tuan Tikus, aku turut bersedih, tapi itu tidak berpengaruh padaku”.
Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak. Sang Kambing pun
berkata “Aku turut bersimpati, tapi tidak ada yang bisa aku lakukan”.
Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama. “ Maafkan aku. Tapi
perangkap Tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali”. Lalu Tikus lari ke hutan
dan bertemu Ular. Sang ular berkata “Perangkap Tikus yang kecil tidak akan
mencelakai aku”
Akhirnya Sang Tikus kembali
kerumah dengan pasrah mengetahui kalau ia akan menghadapi bahaya sendiri. Suatu
malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap tikusnya
berbunyi menandakan telah memakan korban. Ketika melihat perangkap tikusnya,
ternyata seekor ular berbisa. Buntut ular yang terperangkap membuat ular
semakin ganas dan menyerang istri pemilik rumah. Walaupun sang Suami sempat
membunuh ular tersebut, sang Istri tetapi harus di bawa ke rumah sakit.
Beberapa hari kemudian istrinya demam. Ia lalu minta dibuatkan sop ceker Ayam
oleh suaminya. Dengan segera suaminya menyembelih ayam peliharaan mereka untuk
dimasak cekernya.
Tetapi sakit sang Istri tak
kunjung reda. Seorang teman menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu
menyembelih kambing untuk mengambil hatinya. Istrinya tidak sembuh dan akhirnya
meninggal dunia. Banyak sekali orang datang pada saat pemakaman. Sehingga sang
Petani harus menyembelih sapinya untuk memberi makan para pelayat.
Dari kejauhan sang Tikus
menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa hari kemudian ia melihat Perangkap
Tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi.
SUATU HARI, KETIKA ANDA
MENDENGAR SESEORANG DALAM KESULITAN DAN MENGIRA ITU BUKAN URUSAN
ANDA. LEBIH BAIK PIKIRKANLAH LAGI!
Belum ada Komentar untuk "ILUSTRASI : PERANGKAP TIKUS"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.