ARTIKEL : MEMBANGUN WAROPEN DALAM KEBERSAMAAN UNTUK MEWUJUDKAN VISI MISI KABUPATEN
Di sampaikan oleh : Badan Pekerja Klasis Waropen[1]
A.
Pengantar
Manusia diciptakan Tuhan sebagai “Makhluk Sosial” artinya manusia tidak dapat
hidup sendirian dan untuk dirinya sendiri. Sebagai makhluk sosial, kita
membutuhkan sesama, kita membutuhkan alam dengan segala peranannya. Semua telah
disediakan Tuhan agar kita membangun kehidupan dan hidup dalam kebersamaan.
Pada kesempatan Diskusi Panel ini, kami menyampaikan materi : Membangun Waropen
dalam Kebersamaan untuk mewujudkan Visi dan Misi Kabupaten. Isi Materi ini
merupakan Pemikiran Gereja tentang Membangun Kebersamaan dengan Landasan
Teologis Alkitabiah dan bagaimana hal tersebut diterapkan dalam Pembangunan di Kabupaten
Waropen, mewujudkan Visi dan Misi Kabupaten.
B.
Pandangan Teologis Alkitabiah : Membangun Kebersamaan
1.
Perjanjian Lama
Dalam Kisah Penciptaan Manusia (Kejadian 1 dan 2),
manusia diciptakan sebagai makhluk yang segambar dan serupa dengan Allah.
Penciptaan manusia adalah puncak dari seluruh karya penciptaan Tuhan. Tuhan
tidak menciptakan manusia sebagai mahluk-mahluk individualis. Tuhan
menciptakan manusia sebagai mahluk sosial yang harus saling terhubung dan
terintegrasi agar dapat terus berjalan ke arah yang lebih baik. Tuhan bahkan
menyatakan bahwa tidaklah baik apabila manusia itu sendirian. “Tidak
baik, kalau manusia itu seorang diri saja..” (Kejadian 2:18). Itu
artinya manusia memang diciptakan sebagai mahluk sosial yang saling terkait dengan
sesamanya. Kita adalah bagian integral dari masyarakat majemuk.
Dalam bagian lain di Perjanjian Lama, Tuhan selalu
menyatakan maksud-Nya dalam kehidupan persekutuan. Dalam sejarah Kerajaan
Israel (Kitab Samuel, Raja – raja dan Tawarikh) Israel dipanggil menjadi bangsa
pilihan Allah yang mesti menjadi berkat bagi bangsa – bangsa lain. Bangsa
Israel menjadi contoh perwujudan persekutuan selaku umat Allah yang mesti taat
membangun persekutuan dan tidak menyimpang dari kesetiaan terhadap Tuhan. Untuk
mewujudkan kebersamaan selaku umat Allah dalam kehidupan masyarakat Israel maka
kepemimpinan Raja memegang peranan penting. Apabila seorang Raja yang takut
akan Tuhan maka Tuhan melimpahkan berkat bagi Israel. Sebaliknya apabila
seorang raja melakukan yang Jahat di mata Tuhan maka Tuhan memandang bersalah
seluruh kepemimpinan dan kehidupan Israel. Keberhasilan pembangunan masyarakat
Israel di zaman Kerajaan Yehuda dan Israel dinilai dari kehidupan seorang Raja
dalam hubungannya dengan Tuhan; Apakah Raja melakukan yang benar atau jahat di
mata Tuhan (Bdk. 2 Raja-raja 15:24).
Tuhan berkenan pada kehidupan persekutuan yang
rukun. Kesehatian mendatangkan kuasa dan berkat,
Mazmur 133:1-3 menegaskan...”Sebab kesanalah Tuhan memerintah berkat,
kehidupan untuk selama-lamanya.
2.
Perjanjian Baru
Membangun
kebersamaan dalam Perjanjian Baru tidak dapat dipisahkan dari Kesatuan di dalam
Kristus. Dasar persatuan kita semua adalah “satu tubuh, dan satu Roh,
sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam
panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari
semua (Efesus 4:4-6). Gereja ada sebagai satu tubuh, yang akan mencapai kesatuan
iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh dan
tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus (ayat 13). Firman ini
menegaskan bahwa kita harus memelihara kesatuan di dalam damai sejahtera (ay.
3). Kesatuan sebagai umat Tuhan bukan berarti semua orang harus memiliki
pikiran dan ide yang sama. Setiap individu dalam tubuh Kristus telah diberikan
kapasitas tertentu untuk saling melengkapi dalam perbedaan.
Efesus 4:15-16 :“dengan teguh berpegang kepada
kebenaran di dalam kasih, kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia,
Kristus, yang adalah Kepala. Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, –yang rapih
tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan
kadar pekerjaan tiap-tiap anggota–menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya
dalam kasih.”
Kristus adalah pemersatu kita. Kita adalah anggota tubuh Kristus, dia adalah kepala kita. Kita membangun kebersamaan dalam kepedulian. Kepedulian adalah tindakan awal kasih. Menunjukkan kepedulian hanya akan menjadi “bunga-bunga pembicaraan” apabila tidak dinyatakan dalam kasih. Kepedulian inilah yang diajarkan oleh Tuhan Yesus ketika berkata dalam Yohanes 15:12, Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.
Kristus adalah pemersatu kita. Kita adalah anggota tubuh Kristus, dia adalah kepala kita. Kita membangun kebersamaan dalam kepedulian. Kepedulian adalah tindakan awal kasih. Menunjukkan kepedulian hanya akan menjadi “bunga-bunga pembicaraan” apabila tidak dinyatakan dalam kasih. Kepedulian inilah yang diajarkan oleh Tuhan Yesus ketika berkata dalam Yohanes 15:12, Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.
3. Membangun
Kebersamaan dalam Persekutuan
Gereja mula-mula mempraktekkan prinsip hidup
bersama sebagai anggota keluarga Allah (Kisah Para Rasul 2:44-47), sehingga
tidaklah heran apabila tiap-tiap hari Tuhan menambahkan jumlah mereka dengan
orang yang diselamatkan. Membangun kebersamaan dalam satu persekutuan
Jemaat/Tubuh Kristus dapat kita terapkan dengan sikap, saling memperhatikan,
mendoakan, mendorong serta melindungi satu dengan yang lain ( I Kor 12:12-31;
Ef 4:1-6) tidak saling memfitnah/menjelekan menjatuhkan, atau meremehkan,
tetapi selalu ada kesatuan Roh, kesatuan hati, satu tujuan.
Bila kita renungkan kebersamaan dan persekutuan
entah Gereja atau masyarakat, ternyata masing-masing kita memiliki latar
belakang yang begitu berbeda: keluarga kita berbeda, warna kulit, asal-usul
(suku), profesi, pendidikan dan juga hobi atau kesenangan kita, namun kita
mesti membangun kebersamaan untuk wujudkan Visi dan Misi Bersama. Kini tugas
kita adalah mempertahankan persatuan dan kesatuan, Membangun Kebersamaan atas
dasar Firman Tuhan dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat.
C. Membangun Kebersamaan : Modal Pembangunan untuk
Mewujudkan Visi dan Misi Kabupaten Waropen
Untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan pembangunan
daerah di Kabupaten Waropen , maka salah satu nilai dasar yang harus dijadikan
pedoman adalah kebersamaan. Motto Kabupaten Waropen “Ndi Sowosio ndi
Korako” : “Kita Bersatu, Kita Kuat” mesti menjadi nilai dasar pembangunan
di Kabupaten Waropen. Nilai dasar ini harus menjadi landasan bagi berjalannya
fungsi penyelenggaraan pemerintah, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat.
Nilai Dasar ini mesti diperkuat dengan falsafah
“Kanibararuko”: Saling Mengasihi, Saling Memperhatikan. Sikap – sikap Kristiani
yang mesti diwujudkan sebagaimana Landasan Teologis Alkitabiah di atas mestilah
mewarnai seluruh gerak kehidupan di Kabupaten Waropen. Bukan sekedar Wacana,
Slogan atau Kata – kata semata. Jadilah Berkat, Bukan Menjadi Batu Sandungan.
Nyatakanlah Kasih dalam Membangun Kebersamaan itu.
Membangun Kebersamaan;
menunjuk pada tumbuh dan berkembangnya tanggungjawab kolektif : Agama (Gereja),
Pemerintah, Adat sebagai dasar untuk berpikir, bersikap dan bertindak dalam
mewujudkan visi, misi dan tujuan pembangunan daerah. Substansi kebersamaan yang
dimaksud, secara teknis harus terjelma di dalam proses perencanaan, perumusan
kebijakan, implementasi dan evaluasi terhadap keseluruhan pelaksanaan
pembangunan; dan secara psikologis, substansi kebersamaan tersebut harus
menjiwai relasi-relasi yang dibangun di antara 3 (tiga) tungku : Agama,
Pemerintah (eksekutif dan legislatif), dan Adat. Nilai dasar Kebersamaan mesti
dibangun bersama Nilai Kejujuran (kebenaran) dan Keadilan . Nilai Kejujuran
yakni proses dan hasil dari berbagai kebijakan dan pelaksanaan fungsi-fungsi
pemerintahan yang dibangun berdasarkan niat baik (goodwill) dan ketaatan
terhadap aturan yang berlaku. Nilai Keadilan yang menunjuk pada cara
berpikir, bersikap dan bertindak yang tidak membedakan warga masyarakat
berdasarkan asal-usul, status sosial dan tingkatan ekonominya. Prinsip utama
yang dijunjung adalah semua pihak harus mendapatkan perlakuan yang sama secara
hukum maupan dalam memanfaatkan dan menikmati hasil pembangunan. Dengan
mewujudkan Kebersamaan dalam Kebenaran dan Keadilan maka di dalam Tuhan, Visi
dan Misi Kabupaten Waropen dapat terwujud dalam capaian prosesnya.
Penutup
Demikian
materi : Membangun Waropen dalam Kebersamaan untuk mewujudkan Visi dan Misi
Kabupaten yang dapat kami sampaikan pada kesempatan Diskusi Panel ini. Semoga
menjadi motivasi dan berkat bagi kita semua dalam membangu Kebersamaan demi
mewujudkan Visi dan Misi Kabupaten Waropen. Tuhan Memberkati.
Belum ada Komentar untuk "ARTIKEL : MEMBANGUN WAROPEN DALAM KEBERSAMAAN UNTUK MEWUJUDKAN VISI MISI KABUPATEN"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.